Selasa, 08 Oktober 2013

CERPEN


Kesempatan hanya datang satu kali
Sekarang,aku berdiri ditempat yang sama menikmati pemandangan indah serta kenangan pahit yang tak mungkin terlupakan selama hidupku. Tempat terakhir aku melihatnya dan tak sempat ku ucapkan kata cinta untuknya.
Satu tahun telah berlalau, namun ingatan ini masih tetap melekat dengan kuat pertama kali saat aku melihatnya . Ia bernama kuncoro anak baru yang  berasal dari Jakarta, tak ada kesan istimewa saat aku melihatnya ketika berdiri di depan kelas memperkenalkan diri tadi. baru satu jam aku duduk menyimak pelajaran ips . pak huda datang memanggil aku, pipah,dan widi, untuk mengganti tugasnya .saat itu kegiatan MOS sedang dilaksanakan di sekolahku dan kami bertiga anak osis yang tak boleh lepas dari tanggung jawab. Dengan sigap kami bertiga langsung pergi menginggalkan kelas ,permainan dan perkenalan di lapangan dalan cuaca sangat terik membuat energiku terasa terkuras habis. Sambil duduk meminum es aku dan 2 temanku terus mengusap keringat dari tubuh yang terpanggang selama 3 jam dilapangan tadi. teman-temanku duduk di sebelah kami dan menceritakan anak baru itu , salah satu dari temanku juga mengatakan bahwa koncoro dan devibaru bertengkar bertengkar. Terkejut aku mendengar hal itu , mana mungkin anak baru sudah punya musuh. Temanku menjelaskan Devi banci melihat wajah koncoro dan gayanya yang cuek , ia muak dan saat isirahat devi mencoret-coert meja bejar koncoro namun sayang kuncoro saat itu datang kekelas lalu mereka saling berselih dan. uh, aku tak peduli dengan urusan itu.lalu ada lagi yang menceritakan pada kami bertiga bahwa ia ke kampung kita Karena mengikuti jejek candra,yah. ia juga anak pindahan Jakarta satu tahun yang lalu, ia anak yang pendiam,baik dan ramah.aku kenal dekat denganya dan terkadang kami sering sms an, namun anak yang satu ini jauh berbada tak ada wajah kalem untuknya,dan tampang cuek,gaya cuek,dan tak pernah tersenyum. yah itulah yang ku tahu tentang anak baru itu.
3 hari MOS berakhir , akupun merasa bebas.Selama MOS berlangsung aku jarang berada dikelas , jarang berkumpoul dengan teman-teman dan jarang sekali aku nongkrong dikantin. Kami semua berkumpul di lapangan dalam rangka pelepasan kegiatan MOS dan pengumuman yang tak kami duga ,yakni akan ada pembagian kelas untuk seluruh siswa, kami langsung terkejut tak percaya mendengar ucapan kepala sekolah, perasaan takut kehilngan teman-teman diantara kami mulai terbesit . kepsek mengatakan bahwa anak yang unggul dan di anggap punya pemikiran lambat akan di pisah, menit-menit menegangkan untuk kami telah di mulai.aku dan ke 5  temanku masuk kelas A dan 5 anak lagi terpisah denganku. Aku  merasa asing di kelas baru ini , ku lihat sekalilingku anak yang akan 1 kelas denganku nanti dan saat aku menengok kebelakang,ku lihat kuncoro duduk bersama candra , tiba-tiba menatapku tajam tatapan seperti elang yang menemukan mangsanya untuk di makan, aku langsung memalingkan pandanganku dan menghela nafas panjang, berharap kalau ia tidak mnanggapku seperti devi , walau devi satu gerombolan dengaku tapi cukup ia saja yang bermasalah dengamu aku tak mau memandang kebelakang takut ia marah dan menganggap ku mau menantangnya.
1 bulan di kelas baru, aku mulai merasa nyaman , teman yang ramah, suka bercanda yang tak kalah seru dangan teman-tamanku dulu . 1 bulan juga  aku tahu bahwa yang selama ini ku fikirkan tentnag koncoro salah, ia anak yang suka ngobrol, murah senyum banyak anak laki-laki juga akrab sekali denganya. Namun temankku dini dan riri merasa benci melihatnya, ia berkata koncoro so ganteng ,suka berisik di kelas dan rese. Yah, entah berapa kali kami berempat sering berantem dan cekcok dengan deni  dan kuncoro , sering mereka melempari kami dengan kapur atau gumpalan kertas saat jam pelajaran,posisi duduk mereka yang strategis di belakang membuat mereka tambah asyik melempari kami berenpat yang duduk di depan, di tambah lagi saat istirahat atau guru keluar kelas. fahmi dan agus terkadang menarik kerudungku dan pipah, atau mengetkan kami dengan mencubit spontan, melutik tubuh kami berdua dengan bolpoin atau mencoret-coret meja kami, yah dua orang jahil yang duduk tepat di belakangku tak pernah kehisan akal membuat kami marah, mereka sangat suka bercanda namun keterlaluan untuk menurut aku dan pipah. Sering kami emosi sampai merobek buku  mereka, memukul mereka atau balas dendam dengan hal sama seperti apa yang mereka lakukan pada kami.saat kami marah dan mengamuk deni dan kuncoro selalu tertawa dan menggelengkan kepala melihat ulah kami berempat yang tak pernah akhur. Semua teman selalu tersenyum dan beberapa membela kami berdua yang selalu menjadi korban jahil famhi dan agus. Minggu demi minggu kami selalu seperti itu dan aku tahu koncoro selalu menatap kami berdua sambil tersenyum, bahkan saat kami bernyanyi atau tertawa bersama dini, riri ia tetap menatap kearah kami.
Tak sampai disitu, saat aku pulang pun candra, koncoro,deni,dan 2 anak sma teman mereka duduk didepan rumahku, yah,aku mempunyai warung dan setiap pulang mereka tak pernah absen untuk duduk di depan rumahku. Aku yang lewat depan mereka selalu cuek dan pura-pura tidak melihat mereka kemudian aku langsung masuk kedalam rumah.entah berapa minggu mereka selalu di depan rumahku, dan yang membuatku terkejut candra sms kepadaku bahwa koncoro ingin menjadikan aku kekasihnya, aku tak merespon sms itu dan hari berikutnya ia sms dengan kata yang sama dan menegaskan jika aku juga punya perasan yang sama maka ia akan berbicara langsung tentang perasaanya kepadaku. aku hanya diam dan bingung mendapat sms seperti ini, aku teringat pada devi yang masih bermusuhan dengan kuncoro, ditambah dini dan riri juga selalu sinis saat melihat kuncoro.ku ceritakan semua yang terjadi pada teman terbaikku pipah, ia hanya bengong dan menggaruk-garuk kepala bingung harus berpendapat apa tentang masalahku. Hari terus berjalan dan aku belum membalas sms itu. Tiba-tiba wida dan umi mnenghampiriku dengan memuji-muji koncoro yang memiliki senyum manis dan wajah cutenya itu telah mnyihir  mereka untuk selalu tak pernah absen menatapnya,ditambah lagi kusnul juga mengatakan hal sama tentang kuncoro. Ketika ia masuk masuk kelas,serasa ada magnet sendiri dari dirinya sehingga para gadis di kelasku langsung tertuju pada koncuro, selama seminggu ketika aku duduk di kantin, banyak adik kelas yang membahas ketampanan koncoro,gaya berjalanya dan banyak hal lagi tentang keistimnewaan kuncoro yang membuat mereka semakin bersemngat bercerita, ku lihat lagi beberapa adik kelas menatap gemas saat melihat kuncoro lewat di depan mereka. Waktu kuncoro masuk  kelas tatapan semua gadis-gadis tertuju pada ia  lagimereka semua menatap koncoro sambil berbisik. ku hela nafas dan mencoba untuk tidak memikikirkan hal ini, tiba-tiba wida dan umi datang ke bangku aku dan pipah, wida melutikku sambil berkata bahwa mereka berdua merasa aneh dengan koncoro yang selalu menatapku saat pelajaran, saat aku tertawa, dan saat aku marah,bahkan  mereka berdua juga meledekku bahwa kami talah jadian , kemudian ku ceritakan semua pada mereka tentang sms itu mereka,dengan serius mereka terus mendengarkan ceritaku. Semenjak itu,hari demi hari mereka selalu melaporkan hal yang sama kalau kuncoro selalu menatap ke arahku ketika di kelas, mendengar cerita itu sesekali aku iseng menatap kebelakang melihat dia, namun kali ini aku ketangkap mata saat melirik kearahnya dan dengan spontan ia menatapku dengan senyum manis mengembang , lalu  hari berikutnya ku palingkan wajah kebelakang lagi dan auh, ia sedang melihatku serius ,tatapan tajam itu membuatku kalap ,ku palingkan wajah namun wajah itu seolah masih di depanku jantungku berdebar keras ku coba duduk serileks mungkin wajahku terasa panas dan tubuhku gelisah, tatapan yang pernah kulihat saat pertama aku menegok  kebelakang. Berhari-hari  hatiku tidak tenang apalagi saat aku pulang bertemu dia dan teman-temannya yang sedang duduk di depan rumahku, kemudian ia berdiri tepat di depanku, aku hanya menunduk dan bergegas masuk ke dalaam rumah, aku bingung harus bersikap dan menjawab apa , ku ingat beberapa temankku membencinya dan beberapa lagi sangat kagum denganya, ingin sekali dimilki ia tapi aku takut teman-teman menjauhi aku kerana dua sisi mereka ada yang membenci dan mengaguminya,
Sekolah kami gencar membahas stuty tour minggu ini, pengumuman pun datang dan kepala sekolah menyampaiakan bakwa kami akan ke jogja, hari penantian kami anak kelas tiga tiba , dengan ceria dan semangat kami naik ke bus.sebenarnya banyak masyarakat yang menentang jadwal pemberangkat kami, dan banyak pula yang berusaha mencegat kami berangkat namun kepala sekolah acuh dan tak peduli dengan mereka yang menetang pemberangkatan kami.hati berdebar saat aku tahu kuncoro duduk selisih 4 deret dengan kursiku,jam 6 pagi kami tiba di objek pertama yakni parangtritis, cuaca mendung dan gerimis tak menyurutkan semangat kami untuk bergegas cuci muka dan berlari ke pantai untuk melihat sun rice.
Kulihat kuncoro dan anak laki-laki lainya berlari ketengah sambil bermain bola, aku dan teman-teman perempuan bermain di tepi pantai baru dua 10 menit kami di pantai, semua anak laki-laki berlari menepi dan kulihat 5 anak terbawa arus ombak spontan kami berteriak minta pertolongan, kami semua gaduh ada yang menangis,berteriak minta tolong, dan ada yang berlari memanggil beberapa guru yang masih di parkiran. Kami tahu bahwa yang belum disini ada firman,yusron,andrias, teddy dan kuncoro. Hatiku sakit dan tubuhku lemas,air mata yang takhenti menetes aku bingung takut bila ia pergi , bantuan tim sar hanya mendapatkan 2 anak yaitu yusron dan teddy yang terkulai lemas, nafasnya tak beranturan dan beberapa guru memengan tangan mereka sambil membacakan kaliamat syahadat, Allah maha besar mereka berdua selamat dan langsung dibawa keruang kesehatan. 8 jam kami menuggu 3 teman yang belum ke tepi pantai, kepala sekolah menyuruh kami pulang , diperjalan hp kami selalu berdering orang tua kami sangat cemas dan ingin tahu cerita kami. Setiba di sekolah aku melihat banyak sekali orang mengerumuni kami mereka menatap dan menangis ,lalu ayahku menghapiri dan memlukku, di rumah kulihat berita yang menyiarkan kejadiaan yang membawa nama smp ku, ternyata berita sudah terdengar sampai ke stasiun televise .aku duduk lemas dan semakin menangis melihaat berita  ini,di tambah lagi tetanggaku semakin ngotot kalau kejadian ini ada hubunganya dengan tanggal 1 suro, yang tepat jatuh pada hari ini,memang ia sempat mengatakan kalau aku jangan pergi ke pantai  ,takut akan terjadi sesuatu namun aku tetap cuek . Ke esokan hari aku masuk kelas dengan mata lebam,semua teman menunduk terdiam sambil memgang tisu, suasana asing lebih asnig saat pertama aku dimasukan dalam kelas ini, tak ada keusilan dari fahmi dan agus, tak ada canda tawa, semua diam, pikiran kami kosong, dan satu yang menambah kesedihanku tak ada lemparan kertas atau kapur kepada kami yang biasa dilakukan deni dan kuncoro. 3 hari belalu kamu semua di rumah salalu duduk depan tv dan beberapa anak membeli Koran guna mengetahui informasi tentang kawan kami, dan hari ini kabar bahagia bercampur duka, 3 teman kami ditemukan dalam keadaan utuh namun tak bernyawa, hatiku sakit,aku sangat berharap bahwa ini hanya mimpi, aku ingin terbangun dari mimpi pahit ini, aku bingung harus berbuat apa,dan hanya menangis yang aku lakukan saat ini, kabar datang lagi bahwa jenazah mereka akan datang sore ini, namun sayang gerimis turun sore ini ,ku putuskan untuk nekad pergi melihat jenazah mereka, disini hanya ada aku dan sepuluh teman baikku,dengan sabar menunggu 3 jam namun mereka belum datang juga,langit sangat gelap dan hujan semakin deras, kami menggigil kedingina, jam 6 pm jenazah baru datang kami dan beberapa guru langsung keluar kantor  berlari   tak peduli hujan deras kami berlari ketengah lapangan mendekat menuju mobil jenazah , tak percaya kami melihat mereka telah terbujur dengan pakain putih aku dan bu shinta menangis sejadinya sambil berdiri di depan mobil jenazah, teman-teman mendekati,lalu kami berpelukan dan entah siapa  memayungi kami yang kini sedang perpelukan, kurasa ia masyarakat yang tinggal sekitar sekolah kami, ia menenangkan kami dan membawa kami untuk berteduh, ku lihat banyak kamera dan reporter serta masih banyak lagi masyarakat yang datang ke sekolah kami, aku ikut rombngan bersama guru mengatarkan mereka ke rumah masing-masing.
Setelah usai pemakaman mereka.kami kembali ke sekolah dan masuk kelas, kemudian candra duduk menghampiriku ia ceritakan semua kesedihan dan rasa tak percaya kehilangan saudara yang sangat ia cintai aku tahu bagaimana perasaanya karena aku juga merasakan hal yang sama,lalu  ia menatapkku dan menanyakan tentang jawaban yang tak pernah ku berikan itu, hal yang sangat membuatkku terpukul saat candra mengatakan bahwa setiap kuncoro akan sholat bersamanya, tak pernah ia lupa untuk memintanya berdoa kepada Allah agar aku mau menerimanya dan bersedia menjadi kekasihku, tak cukup sampai disitu kemudiaan dini dan rir mengatakan bahwa sesungguhnya ia tak benci dengan kuncoro , melainkan mereka  mencintainya dan wujud itu yang mereka tunjukan dengan berkata benci dan menjelek-jelekan kuncoro,aku hanya diam, wida dan umi menghampiriku mereka memlukku,aku masih diam dan diam
Gladis, aku kemudian menoleh .ayah dan ibu memanggilku untuk makan , di tepi pantai aku berlari menuju keluargaku, kami berkumpul lalu makan ikan sambil melihat kearah laut, ku lahap makanan sambil terus menatap laut.,ingatan kembali muncul tentang terakhir aku melihatnya masuk liang kubur, ku telan makanan sambil terus menatap laut. biarlah aku menjaga perasaan ini ,perasaan yang belum sempat ku ucapkan, aku ikhlas engakau melepasmu pergi . aku yakin doa mu dulu pasti terdengar oleh Allah,yah kita akan bersama, bersama slamanya,namun bukan disini kuncoro tapi dialam dan tempat lain, tempat yang kekal dan tak akan memisahkan kita selamanya.

Karya:Yuni permata sari
Taburan mutiara
Karya:Yuni Permata Sari
Cinta
Cinta adalah pemberi kekuatan apa yang lemah
Cinta adalah pelengkap dari kekurangan
Cinta adalah obat dari dasyatnya penyakit
Cinta ada;ah kesempurnaan

Bagai sejuknya udara pagi di pegunungan
Bersihnya embun pagi
Harumnya 100 bunga
Manisnya buah strawberry
Pahitnya daun papaya
Segarnya air dipadang pasir
Anngun dan menawanya bagai monalisa
Bahagianya bagai berada di tangah taman bunga
Energinya kuat
Namun
Deritanya menyiksa dan menyesakan batin
 Nikmatilah
Maka
Butiran mutiara akan terbentuk di hati kita


TAK TERLIHAT NAMUN TERASA
Karya :Yuni Permata Sari
Hidup yang indah adalah dengan mencintai engkau
Hidup yang tenang adalah adalah dengan mengingat engkau
Hidup yang bahagia adalah hidup dengan selalu meyakini keberadaan engkau di sisiku
Allah
Engkau adalah zat yang mampu mnguatkan aku
Engkau adalah zat yang bisa membuatku kuat dari segala cobaan hidup ini
Saat aku percaya engkau ada di sisiku tubuhku merasa aman
Dan aku selalu yakin dan yakin bahwa setiap yang ku lalui akan mudah
Allah
Di dunia ini tak ingin sedikitpun berpaling  atau melipupakan Engkau
Ku mohon Allah
Tetap engkau di dekatku agar aku dapat mampu menjadi insane yang engkau cintai
Oh Allah
Oh Allah
Kehadiranmu tak terlihat tapi aku merasa tenang saat ku sebut namamu dan ku ingat engkau



  
Tiang-tiang
KARYA:YuniI Permata Sari

air mata yang selalu menetes
hati yang selalu gundah dan ketakutan
lemas,pasrah dan penuh harapan
impianku
kebahagiaanku
kebebasan dan kemerdekaanku

tolonglah aku
kumohon ,jangan pernah berpaling dan menutup telinga-mu
ini aku, yang selalu memuja-mu,
selau mencintai engkau dengan penuh rasa percaya

dalam sujud dan bacaanku
ku pasrahkan semua hidupku pada-mu
rangkullah aku dalam setiap kelemahan
mudahkanlah cita-cita muliaku ini
BERIKANLAH BAHAGIA DAN KETENTRAMAN UNTUKKU

dengan menyebut dan mengingat ke ESAANMU
SEMUA BEBAN HIDUP TERASA RINGAN
SEMUA PENDERITAAN TERASA NIKMAT

Kekuatanmu menyakinkanku untuk segalanya.
YANG TERTINGGAL
Karya  Yuni Permata Sari
Aku bukanlah siapa-siapa
Aku bukanlah anak kebanggaan
Dan aku bukanlah anak yang cerdas

Tidak.
Cukup untuk kali ini aku merasa bahwa aku ini kecil
Cukup kali ini aku merasa jauh lebih bodoh dari mereka
Cukup kali ini pula aku dicaci

Sekarang .
Tekatku telah bulat                                  
Ditempat ini
Aku bangkit, dan Aku buktikan

Generasi professor telah datang 
PAHIT
Karya :Yuni Permata Sari
kenangan ini,
akan selalu membekas
kala itu,aku bergabung dengan kalian
namun saat aku barada disana
ku dengar mereka menertawakanku
berbicara dengan nada yang sinis
tatapan yang mengejek
dan sikap yang dingin padaku

apa yang salah dengan diriku
aku hanya ingin bersama kalian
aku hanya ingin membantu
tapi sambutan itu selalu teingat dikapalaku

malu ,
didepan kalian aku maerasa malu
kurasakan  berada diposisi yang terasingkan
bisu dan kaku tubuh ini disisi kalian

lalu semua menatapku seolah aku mengganggu kalian
Kusam
Karya:yuni permata sari
Terpaku diri ini
Terdiam semu dan bisu
Menatap tanpa arti
Dan diam tanpa ekrpresi
Ingin ku unggap kegelisahanku
Ingin ku ucap walau satu kata
ingin aku berlari dan berteriak
Manangis, sambil merunduk dalam debu
Oh hidupkku,
Oh nasibku,
Kapankah kutemukan kebahagiaan itu dalam diri yang sempuna
Kapankah aku bebas dalam jeratan sesak ini
Aku lelah
Tapi hati dan kaki ini sulit untuk melangkah
Berilah aku arah
Beriah aku katenangan
Jiwaku hampir roboh
Tangankku sudah lemas
Mataku sudah berlinang
Melihat tubuhku yang malang ini

Kamis, 03 Oktober 2013

INIKAH KITA
Inikah yang kalian pertahankan,
Kita sering pergi bersama
Kita terkadang duduk bersebelahan
sering pula kita bercakap-cakap
dan tak jarang kita tertawa bersama
kawan !
ya, mungkin kita kawan
kawan saat kita tertawa dan duduk bersebalahan
tapi ,
saat aku butuh kalian semua
saat aku tak tahu arah
kalian semua menghilang
kalian semua menutup mata dan pura-pura tuli
tahukah engkau aku butuh kalian
tapi  tak satupun yang mengulurkan tangan kepadaku
lalu apa itu arti kawan
apa kawan adalah tempat untuk tertawa
apa kawan itu berlaku hanya beberapa menit saja
untuk apa kita pertahankan symbol kawan
untuk apa kita berkumpul disini bersama
jika saat ada yang perlu pertolongan
yang ada hanya menutup mata dan pura-pura tuli 








HARMONI

KARYA:Yuni Pernmat Sari



MUNGKIN TAK AKAN TERULANG KEMBALI
ATAUKAH
MUNGKIN ITU YANG PERTAMA DAN TERAKHIR UNTUKKU

FASE DIMANA AKU MELIHAT DUNIA INI
SAAT-SAAT DIMANA AKU TAK TAHU  APA-APA
SAAT-SAAT DIRIKU MNCOBA BARTAHAN
DAN SAAT KU MENGHADAPI PERJUANGAN HIDUP

MANIS,INDAH DAN PENUH KENANGAN
SAKIT DAN PENDERITAAN HATI
TERTAWA DAN BERTINGKAH SE MAUKU

ZAMAN AKAN TERUS BERJALAN
WAKTU AKAN TERUS NERPUTAR
AKAN  KUPERSIAPKAN
SEMUA TENAGA DAN KEMAMPUANKU
MENGHADAPI TANTANGAN HIDUP
YANG TAK PERNAH KU TAHU AKHIR DARI SEMUA INI




ANALISIS NOVEL
PETMUAN DUA HATI
Disusun untuk memenuhi tugas  akhir mata kuliah
Apresiasi Prosa

Dosen Pengampu
Dra.Nas Haryati Setyaningsih,M.Pd.




Oleh:
Yuni Permata Sari
2101412022





FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan  puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Apresiasi Prosa tentang Pertemuan Dua Hati .
Adapunn tujuan pembuatan makalah ini sebagai pelengkap tugas akhir semester. Makalah Apresiasi Prosa tentang Pertemuan Dua Hati ,berisi sinopsis beserta analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik, dengan harapan agar saat membaca, maka pembaca dapat mengatahui secara jelas isi dari novel beserta analisisnya,
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka,bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik maka akan penulis terima dengan senang hati, sehingga penulis dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari makalah Pertemuan Dua Hati ini,dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca





Semarang,     Juni 2013



Penulis



ii
DAFTAR ISI

PRAKATA.............................................................................................................    ii
DAFTAR ISI........................................................................................... …      iii
BAB I    PENDAHULUAN...............................................................................         .           1    
                    1.1 Alasan Menganalisis Novel Ketika Cinta Bertasbih .......................            1
               1.2 Ulasan Novel Ketika Cinta Bertasbih ...................................       1
BAB III  ANALISIS NOVEL..............................................................
                3.1 Unsur Intrinsik................................................................             2
                3.3 Analisis Unsur Ekstrinsik..................................................    13
BAB IV  PENUTUP............................................................................    20
                4.1 Simpulan.........................................................................             20
4.2  Saran .............................................................................   20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................          22
LAMPIRAN………..............................................................................           23






iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
Dalam membaca sestiap orang memiliki kemamapuan sendiri-sendiri untuk memahami setiap materi yang di pelajari, apalagi dalam membaca novel banyak orang yang membaca novel kemudian merasa bingung untuk menentukan dan menganalisis novel yang telah di baca, maka dari itu dengan adanya makalah ini maka di harapkan pembaca memilki gambaran bagaiman cara yang benar untuk memahami dan menganalisis novel. apalagi untuk menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam sebuah novel.

1.2            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah makalah Apresiasi Prosa sebagai berikut :
1.      Apa saja unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati ?
2.      Apa saja unsur ekstrinsik dalam novel Pertemuan Dua Hati ?








BAB II
PEMBAHASAN

2.1                         UNSUR INTRINSIK
1.      Sudut Pandang
Sudut pandang yang di pakai dalam novel  Pertemuan Dua Hati adalah sedut pandang pertama pelaku utama,

Tuhan memberikan percobaan dua sekaligus kepadaku.penyakit anakku dan murid sukar. Hal itu kurenungkan baik-baik. Beban berat yang bersamaan datangnya barangkali mengandung maksud tertentu. (pertemuan dua hati 2009: 74)

Kutipan diatas, menunujukan bahwa tokoh Aku , mengalami banyak masalah dan dalam setiap masalah itu ia harus membagi pikiran antara murid dan anaknya sendiri, tokoh Aku merasa bingung kemudian ia memutuskan untuk menyatukan dua pikiran yang terpisah menjadi satu.

2.      Alur
Alur yang terdapat dalam novel ‘pertemuan dua hati’ karya N.H Dini yakni alur maju
Karena dalam novel tersebut diceritakan tentang masalah yang selalu menghampiri hidup tokoh dan disni ia dituntut untuk mampu memecahkan dan menyelesaikan masalahnya hingga akhir.
a.       Perkenalan
Tahap pertama dari sebuah alur yaitu perkenalan.
Dalam novel ini,Bu suci memulai cerita dengan memilih prifesi sebagai guru, hal ini tedapat dalam kutipan sebagai berikut,

Bapak mengantarkan aku ke semarang untuk mendaftarkan diri ke sekolah pendidikan guru,lalu kesempatan liburan aku gunakan untuk menengok keluarga di purwodadi.
Sesudah bertahun-tahun mengajar aku tidak menyesal telah menuruti nasehat orang tuaku,aku merasa senang dengan pekerjaanku,  (pertemuan dua hati, 2009: 10)

Dari kutipan diatas, bu suci memulai hidupnya dengan mengabdi sebagai guru,ia belajar di kota Semarang dan sesekali ia pulang sebagai obat rindi kepada keluarga dan kampong halamn.

b.      Konflik
Adapun konflik dari cerita, di mulai saat tokoh Bu Suci yang telah mulai menjalani profesi sebagai guru, ia di hadapkan pada pilihan untuk hijrah dari desanya yaitu purwodadi menuju ke Semarang, hal ini dapat di pahami dari kutipan sebagai berikut.

Aku turtr gembira dengan kenaikan pangkat suamiku,aku dan anak-anakku harus meninggalkan purwodadi dan tempat kerjaku selama ini,
Kantor di kota memerlukan suamiku sebagai ahli mesin dan pengawas bengkel, dia harus mengawasi kelancara jalanya semua kendaraan angkutan yang keluar dari bengkel. ini sangat penting bagi dirinyal (pertemuan dua hati, 2009: 12)

Berdasarkan kutipan di atas, kerena suaminya pindah bekerja maka mereka semua memutuskan untuk pindah di tempat kerja baru suaminya yaitu Semarang
 
c.       Klimaks
Pada tahap ini bu suci di hadapkan pada sekolah baru, dimana ia masih belum mengenal secara detail kondisi para muridnya,namun disisi lain ia juga dihadapkan pada masalah keluarga dengan munculnya penyakit aneh yang barada pada tubuh anak keduanya. hal ini di buktikan pada kutipan sebagai berikut.

Hari ke empat pelajaran pertama , anak didikku yang bernama waksito belum juga masuk, ku Tanya pada seisi kelas, tak satupun menjawab se olah-olah ada sesuatau yang menggajal dalam hati mereka. Saat ku ulangi ucapanku semua anak baru mau berbicar, dan yang membuatku aneh tak ada satupun anak yang mau menengok, justru mereka lebih memilih waksito tidak masuk atwaksitau bahkan ia lebih baik pindah saja.
Sampai di rumah aku mencoba menghilangkan nama dan masalah tentang waksito.petang itu suamiku menyampaikan sampul perusahaan, isinya lembaran-lembaran kertas hasil pemeriksaan kesehatan kami sekeluarga,sepintas tak ada yang aneh dengan kesehatan kami, namun tercantum nama dokter lain, dengan tulisan ahli syaraf yang ditujukan pada anak kedua ku.(pertemuan dua hati, 2009 : 45)

Berdasarkan kutipan tersebut, bu suci merasa heran dengan semua sikap muridnya kepada waksito, ia terus memikirkan masalah ini hingga ia sampaii di rumah,
Se sampainya di rumah, ia dan suaminya terkejut melihat hasil kesehatan,, tertulis perintah dari dokter ahli syaraf untuk anak keduaku yang harus segera dibawa ke neurology secepat mungkin.

d.      Anti Klimaks
Dalam tahap anti klimaks, bu Suci menemui masalah terhadap muridnya yang selalu membuat ulah dan keributan di kelas, ditambah lagi ia harus menghadapi kenyataan bahwa anaknya terkena penyakit yang sangat kronis. Bukti kutipan sebagai berikut.

Meskipun dia yang berbuat kesalahan,tetapi ia masih terkekang oleh kebiasanya pemarah.dia tidak akan meminta maaf ,kalau betul itu salahnya salahnya.( pertemuan dua hati 2009 : 82)
Orang tua mana tidak terkejut mendengar anaknya mengidap penyakit yang bagai manapun juga bisa dikatakan jarang. anggapan sekeliling yang rebdah terhadap penderita beberapa jenis penyaki tsemakin membikin hati kami kecil hati. (pertemuan dua hati, 2009 :49 )

Dari pernyataan tersebut, tokoh mengalami kondisi yang sangat kacau, dimana tokoh bu suci menghadapi kenyataan tentang keluarganya, namun disisi lain ia juga masih memikirkan kondisi muridnya yaitu Waksito.

e.       Penyelesaian
Setelah berbulan-bulan ia mencoba meluluhkan hati waksito akhirnya sikap sang anak menjadi lebih baik, dan santun. Kemudian dengan pengawasan yang ekstra pada anak keduanya, akhirnya kondisi anak Bu Suci semakin membaik. Hal ini di tercantum dalam kutipan sebagai beriktu.

Rapot berikutnya, berisis angka-angka normal,ia kini meraih penghargaan sebagai murid biasa. Akhir tahun pelajaran . Bu De nya datang kesekolahdia berterima kasih kepada kepala sekolah,para guru dan kepadaku sendiri. Aku menjawab bahwa aku gembira dapat menolong waksito. (pertemuan dua hati, 2009 : 85)
Ketabahan itu berkat kelegaan pertama karena telah selesainya seruntutan test bagi anakku,kami tinggal menuruti nasehat dokter ahli syaraf sambil meneruskan perawatan melalui obat-obatan.tidak berhentinya aku bersyukur, ke hadirat illahi karena kemudahan-kemudahan yang kami terima selama itu.(pertemuaan dua hati,2009 : 58)

Dari kutipan diatas, maka kita ketahui bahwa bagaimana kuatnya hati bu Suci dalam menghadapi dan menyikapi  setiap masalah dalam hidupnya, dengan segala usahanya itu maka segala masalah akhirnya dapat terselesaikan satu persatu.

3.      Latar
Dalam latar novel pertemuan dua hati, terdapat tiga latar yaitu tempat, waktu dan suasana. adapun latar-latar tersebut akan di paparkan secara lebih jelas dalam bebrapa pembagian sebagai berikut.
a.       Latar Tempat
Novel pertemuan dua hati mempunyai dua latar tempat, yang pertama di tempat asal tokoh utama yaitu bu Suci, dan latar tempat yang kedua dimana latar ini menjadi tempat utama terjadinya berbagai permasalahan yang selalu membayangi hidup sang tokoh utama yaitu tokoh bu Suci. Adapun latar tempatnya adalah sebagai berikut.
1.      Purwodadi
Purwodadi merupakan tempat dimana bu Suci menjalani keseharian dan aktivasnya semasa ia masih kecil.hal ini di buktikan pada kutipan di bawah ini.

Lalu pada kesempatan liburan, aku pulang berlibur,melewati jalan atau
tempat tertentu, seringkali hatiku terasa terharu.kenangan terhadap kejaduan-
kejadian yang pernah ku alami di sana muncul di kepalaku.( pertemuan dua hati, 2009 :10)

Dari kutipan di atas, maka jelas tergambar bahwa saat ibu Suci datang ke Purwodadi,memori masa lalunya muncul kembali.
2.      Semarang
Dalam cerita ini , semarang merupakan tempat baru bu suci bersama keluarga dan menjalani aktivitasnya sebagai guru.

Aku berusaha sedapat mungkin memisahkan pekerjaan dari kehidupan keluarga. Aku mempunyai peraturan yang hampir selalu dapat ku patuhi, yaitu tidak membicarakan apa pun perihal murid dan pekerjaan yang sedang ku hadapi kepada keluargaku. (pertemuan dua hati,2009 :48)

Dari  kutipan tersebut, maka dapat kita ketahui bahwa kota semarang merupakan aktivitas keluarga bu suci pada masa itu.

b.      Latar Waktu
Latar waktu novel pertemuan dua hati.
Cerita pertemuan dua hati merupakan sebuah novel yang di terbitkan antara tahun 1980-an,maka   maka kejadian waktu yang di ceitakan berkisar antara tahun 1970-an. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut.

Sejak tahun 1975,ternyata pelaksanaan kurikulum baru dimulai pada tahun 1976. Kepala sekolah menunjukan  programnya kepadaku. (pertemuan dua hati,2099 :19)

Dari kutipan di atas, menunjukan rencana kepala sekolah tentang perubahan kurikulum yang seharusnya dilaksanakan pada tahun lalu, namun dilaksanakan baru tahun ini, tepatnya pada tahun 1976.

c.       Latar Suasana
Beberapa suasana yang terjadi dalam cerita ada banyak sekali,namun tempat yang paling mempengaruhi cerita ini terbagi menjadi beberapa suasana sadapun pembagian suasananya sebagai berikut.
1.      Menyedihkan
Bukti  kutipan                   
Dari pola EEG itulah dokter mengetahui dan memastikan bahwa anakku menderita penyakit sawann atau ayan.

Orang tua mana yang tak terkejut mendengar anaknya mengidap penyakit yang bagaimanapunjuga dapat di katakana jarang.(pertemuan dua hati, 2009 : 48)

Dari bukti kutipan tersebut, tokoh bu Suci sangat terpukul dan terkejut , mendengar bahwa anaknya harus menderita penyakit yang sangat tidak diharapkan. Maka dapat kita ketahui bahwa saat itu suasana hati bu Suci sangat sedih dan syok.

2.      Menegangkan
Bukti kutipan :
Aku berjalan menuju ke kelas,wahyudi mencegatku.
“Waksito bu”. Hanaya itulah pembeitahuanya.
Apalagi ini!, jantuungku berdebar keras,sambil mempercepat langkah aku bertanya :
“mengamuk lagi dia”.( pertemuan dua hati,2009:80)

Dari kutipan diatas, maka jelas terlihat bagaimana gambaran perasaan bu Suci saat mengetahui waksito berbuat ulah kembali.


4.      Tema
Tema dalam novel pertemuan dua hati, yaitu menceritakan tentang penyatuan hati dan  masalah yang sangat berlainan menjadi satu titik. Bukti kutipan,
tuhan memberikan dua percobaan sekaligus kepadaku, penyakit anakku dan murid sukar, beban berat yang bersamaan datangnya barangkali mengandung maksud tertentu.akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa mungkin keduanya ada hubungan.( pertemuan dua hati,2009:46)

Dari kutipan itu, maka dapat di simpulkan bahwa inti dari cerita yaitu tentang mempersatukan masalah dari segi yang berbeda, kemudian di kaitkan satu sama lain. Sehingga menyatukan masalah pada satu titik. 


5.      Tokoh dan Penokohan
a.       orang tua ibui Suci
baik
bukti kutipan                
ibu dan ayahku membujukku untuk memilih bersekolah sebagai guru,
kemudian ayahku mengantarkan ku  ke semarang untuk mendaftarkan diri di sekolah pendidikan guru.walaupunaku berke
beratan, tapi kini akau tidak menyesal mengambil karir sebagai guru.( pertemuan dua hati,2009 : 2)

Dari kutipan diatas tergambar bahwa orang tua selalu memilihkan yang terbaik untuk anaknya, dan Bu Suci pun ternyata mulai menerima keputusan orang tuanya.

b.      Ibu Suci
1.      Tidak mudah menyerah
Bukti kutipan :
Meskipun kemampuan otakku memadai, namun bapak tidak menyanggupi untuk membiayai, adiku tiga orang dan kuputuskan utntuk bekerja, guna menambah pemasukan uang.( pertemuan dua hati,2009: 2)

Dari kutipann tersebut maka dapat diketahui kondisi perekonomain keluarga bu suci, mengetahui masalah itu, ia kemidian memutuskan untuk bekerja. Agar bisa melajutkan bersekolah dan tidak menggaunkan hidupnya pda orang tua.
2.      Sabar
Bukti kutipan :
Beberapa kali ku tanaya pada muridku, namun tetap tidak ada jawaban
Aku berusaha bersikap sebiasa mungkin, tanpa mendesak, tanpa memperlihatkan keherananku,(pertemuan dua hati, 2009 :26)

Dari kutipan tersebut, maka bisa terlihat bahwa bu Syci tidak ingin mndesak para muridnya, untuk membirkan informasi, ia memlih untuk bersabar dan mengganti cara lain, agar semua pertanyaan di fikiranya data terjawab.

c.       Suami ibu Suci
Bertanggung jawab
Bukti kutipan
Ini sanagt penting bagi dirinya,  dia harus mengawasi kelancaran jalanya semua anggutan kendaraan yang keluar dari bengkel. (pertemuan dua hati, 2009: 12)

Dari kutipan tersebut tokoh dengan sigap menerima perpindahan tugas oleh atasanya.

d.      Anak kedua ibu Suci
Menurut kepada oran tua
Bukti kutipan:
Sejelas dan sesederhana mungkin, kuterangkan pada anakku untuk pap pemeriksaan itu di lakukan.Biasanya dia termasuk anak yang cukup mematuhi ajaran kami.(pertemuan dua hati , 2009 : 48)

Dari kutipan diatas maka kita ketahui nahwa anak bu suci, jarang membangkang, namun lebih sering mendengarkan dan menuruti ucapan orang tuanya.

e.       Dokter ahli saraf
Bijkasana
Bukti kutipan :
Doter ahli syaraf yang simpatik mau meluangkan waktu berbicara kepada kami berdua. Secara singkat ia menerangkan garis besar apa sesungguhnya penyakit itu. Barulah aku mengerti bahwa sesungguhnya yang diderita anakku bukanlah penyakit turunan.(pertemuan dua hati, 2009 : 49)

Berdasarkan kutipan tersebut,agar keluarga tidak salah paham ia  dengan senang hati ia menjelaskan kepada pihak keluarga.

f.       Marno
Jujur
Bukti kutipan :
Pertanyaan itupun tidak terjawab.seisi kelas menghindari pandanganku.
Marno?, ciba,tolonglah bu Suci! Beri tahu kenapa kamu tidak mau menengok waksito “
Lemudian terdengar jawaban marno, suaranya rendah tetapi jelas.
“takut bu’(pertemuan dua hati, 2009 : 27)

Dalam ketakutan , ia mencoba menjawab pertanyaan bu Suci sesuai dengan apa yang ia rasakan.

g.      Waksito
1.Jahil
Bukti kutipan:
Di tengah-tengah waktu pelajaran,terdengar suara benda kecil sebentuk kelereng jatuh. Itlah waksito mengganggu teman-temanya dengan melempari kapur. Setelah berkali-kali , seorang murid perempuan berani kmengatakan keluhan.
“ah, Waksito ! kenapa siah kamu! “ (pertemuan dua hati, 2009: 56)

Dari kutipaan tersebut , tokoh Waksito memang sangat senang mengganggu temanya,.

2.Mudah emosi
Bukti kutipan
Dalam Tanya jawab yang ku paksakan itu dia mengaku bahwa dia mrah Karena kawan-kawanya mengjek tanaman miliknya yang kurag subur, kalah dari tunas-tunas lain. (pertemuan dua hati, 2009: 83)

Bukti kutipan itu menjelaskan tentang salah satu sifat Waksito yaiutu mudah marah, karena setiap kali ada teman yang mengejeknya ia langsung melampiaskan kemarahan itu tanpa mengoreksi diri terlebih dahulu.

h.      Nenek Waksito
Baik
Bukti kkutipan:
Kala itu sang nenek tidak kuasa lagi menahan cucuran air matanya,seolah terdengar kata hatikuwanita tua itu bersuara lagi. (pertemuan dua hati,2009:43)

Dari penjelasan diatas sang nenek sedang merasa sangat ba dengan semua peristiwa yang dialami cucuknya, ia menangis seolah-olah merasakan dirinya diposisi sang cucu.

i.        Kakek Waksito
Ramah
Bukti kutipan:
Aku bertemu dengan sepasang suami-istri yang sebaya dengan orang tuaku, si suami hanya sebentar menyalamiku,
Meskipun hanya sebntar aku berbicara pada dokter berumur itu.aku segera mengetahui bahwa dia pendiam.meskipun ramah dan dermawan. (pertemuan dua hati, 2009 :36)

Dari kutipan tersebut terlihat watak kakek yang kurang banyak berbicara, hanya bersalaman dan berbicara sedikit sang kakek menghentikan pembicaraan.

j.        Ayah Waksito
Kurang perhatian terhadap anak
Bukti kutipan:
“Dia cerdeas, pandai tetapi kaku dan sukar bergaul, oleh karena itu setelah itu setelah kawin lalau memponyai anak, menjadi  bapak yang kaku pula”. Kata sang nenek (peretemuan dua hati, 2009: 38)

Watak ayah waksito memang kurang bergaul dengan anak, maka tumbuhlah sifat waksito yang menjadi bandel dan pembangkang, karena sang anak kurang bimbingan dan kasih saying.

k.      Ibu Waksito
kurang pengertian terhadap anak
bukti kutipan:
kalau anak rewel, dia mau menggendong mau member makan atau barang permaianan. Tetapi permaianan itu di berikan begitu saja!, tidak di tuujukan bagaimana caranya supaya benda itu menarik bagi si anak.(pertemuan dua hati, 2009 : 36)

dari bukti diatas, watak ibu Waksito memang kurang bijaksana dan kurang pintar dalam mendidik anak, [adahal peran sang ibulah sang seharusnya memberikan pengawasan dan bimbingan terhadap anak.


6.      Amanat
Amanat dalam novel pertemuan dua hati, yakni bahwa jika kita menghadapi masalah yang seberat apapun. Tetaplah bersabar dan terus semanagat untuk menuntaskan segala masalah yang harus di hadapi sampai akhir.
 Seperti yang terdapat dalam tokoh bu Suci yang selalu bersabar dan terus mencari solusi untuk mendapatkan jalan keluar agar setiap permasalah yang datang dalam hidupnya dapat dipecahkan.dengan tuntas, hingga akhirnya ia menemukan satu titik untuk menyelesaiakn jalan keluarnya.Dan ras bahagianya karena Allah telah memudahkan segala permasalahan dalam hidupnya.





2.2                         UNSUR EKSTRINSIK
Selain unsur intrinsik ada pula unsure ekstrinsik yang terdapat dalam novel pertemuan dua hati, adapun unsur ekstrinsiknya sebagai berikut.
1.      Nilai social
Bu Suci memang guru yang sangat mencintai perdamaian dan kerukuan, dalam mengajarpun ia mencoba mengatur muridnya untuk mau saling terbuka dengan teman 1 kelas, ia berusaha menyatukan murid seperti membuat tugas berkelompok,dan juga ia melakukan perpindahan tempat duduk para muridnya agar mereka bisa menjadi manusia yang berkepribadian. Bukti kutipan sebagai berikut.
Aku mempunyai cara supaya murid tidak saling menggantungkan diri pada tetangga sebelahnya,sekali-kali tanpa pemberitahuan aku menyuruh mereka mengganti bangku, kalau terlalu lama berdampingan anak itu akan menjadi bayangan teman sebangkunya. Aku ingin kelak mempunyai murid yang kelak menjadi manusia yang berdiri sendiri. (pertemuan dua hati, 2009 : 54)


2.      Nilai Psikologis
Psikoligis merupakan nilai yang berhubungan dengan jiwa atau hati seseorang, dalam cerita ini Waksito mempunyai psikolog yang sangat labil dan mudah beralih sikap dengan sangat drastic, sampai Bu Suci selalu merasa resah jika suatu saat nanti sikap waksito membuat dirinya merasa gagal dalm mendidik murid. Buktii kutipan.
Pandanganku terpancar ke pinu,tiba-tiba kulihat wksito masuk, menujunketempatku.tanpa berkata sesuatu apapundia meletakan timbunan buku tugas di depanku, aku terpesona, aku heran bercampur bingung.(pertemuan dua hati, 2009: 55)
Aku memutuskan seolah-olah berhadapan dengan remaja betul-betul. Murid seperti dia tidak suka di pandang sebagai anak kecil lagi. (pertemuan dua hati, 2009:56)


3.      Nilai Moral
Nilai social yang terdapat dapat kita jadikan pelajaran adalah jangan mudah marah dalam mengahadapi setiap masalah. Sikap ini terdapat dalam watak tokoh waksito yang selalu menganggap orang lain itu selalu membuatnya kesal dan hingga akhirnya ia menjadi anak yang suka melawan dan membangkan., untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam kutipan berikut.
“Apakah kau menyadari telah melakukan pembunuhan?“ langsung aku menyerangnya.
Waksito membelalakan matanya. Wajahnya cemberut. Bibirnya hendak bergerak mengatakan sesuatu,tetapi tidak ada suara yang keluar. Pastilah dia ingin membantah.(pertemuan dua hati, 2009 :82 )

4.      Biografi Pengarang

Sejarah Hidup NH Dini
NH Dini dilahirkan dari pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara, ulang tahunnya dirayakan empat tahun sekali. Masa kecilnya penuh larangan. Konon ia masih berdarah Bugis, sehingga jika keras kepalanya muncul, ibunya acap berujar, “Nah, darah Bugisnya muncul".
NH Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati. Ibu Dini adalah pembatik yang selalu bercerita padanya tentang apa yang diketahui dan dibacanya dari bacaan Panji Wulung, Penyebar Semangat, Tembang-tembang Jawa dengan Aksara Jawa dan sebagainya. Baginya, sang ibu mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk watak dan pemahamannya akan lingkungan.
Sekalipun sejak kecil kebiasaan bercerita sudah ditanamkan, sebagaimana yang dilakukan ibunya kepadanya, ternyata Dini tidak ingin jadi tukang cerita. la malah bercita-cita jadi sopir lokomotif atau masinis. Tapi ia tak kesampaian mewujudkan obsesinya itu hanya karena tidak menemukan sekolah bagi calon masinis kereta api.
Kalau pada akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan kadang-kadang ingin tahu kemampuannya. Misalnya sehabis membaca sebuah karya, biasanya dia berpikir jika hanya begini saya pun mampu membuatnya. Dan dalam kenyataannya ia memang mampu dengan dukungan teknik menulis yang dikuasainya.

Dini ditinggal wafat ayahnya semasih duduk di bangku SMP, sedangkan ibunya hidup tanpa penghasilan tetap. Mungkin karena itu, ia jadi suka melamun. Bakatnya menulis fiksi semakin
terasah di sekolah menengah. Waktu itu, ia sudah mengisi majalah dinding sekolah dengan sajak dan cerita pendek. Dini menulis sajak dan prosa berirama dan membacakannya sendiri di RRI Semarang ketika usianya 15 tahun. Sejak itu ia rajin mengirim sajak-sajak ke siaran nasional di [[RRI]Semarang dalam acara Tunas Mekar.
Karier NH Dini
Peraih penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari Pemerintah Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia digelari pengarang sastra feminis. Pendiri Pondok Baca NH Dini di Sekayu, Semarang ini sudah melahirkan puluhan karya.
Beberapa karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama NH Dini, ini yang terkenal, di antaranya Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977),Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan. Budi Darma menyebutnya sebagai pengarang sastra feminis yang terus menyuarakan kemarahan kepada kaum laki-laki. Terlepas dari apa pendapat orang lain, ia mengatakan bahwa ia akan marah bila mendapati ketidakadilan khususnya ketidakadilan gender yang sering kali merugikan kaum perempuan. Dalam karyanya yang terbaru berjudul Dari Parangakik ke Kamboja (2003), ia mengangkat kisah tentang bagaimana perilaku seorang suami terhadap isterinya. Ia seorang pengarang yang menulis dengan telaten dan produktif, seperti komentar Putu Wijaya; 'kebawelan yang panjang.'
Hingga kini, ia telah menulis lebih dari 20 buku. Kebanyakan di antara novel-novelnya itu bercerita tentang wanita. Namun banyak orang berpendapat, wanita yang dilukiskan Dini terasa “aneh”. Ada pula yang berpendapat bahwa dia menceritakan dirinya sendiri. Itu penilaian sebagian orang dari karya-karyanya. Akan tetapi terlepas dari semua penilaian itu, karya NH Dini adalah karya yang dikagumi. Buku-bukunya banyak dibaca kalangan cendekiawan dan jadi bahan pembicaraan sebagai karya sastra.
Bukti keseriusannya dalam bidang yang ia geluti tampak dari pilihannya, masuk jurusan sastra ketika menginjak bangku SMA di Semarang. Ia mulai mengirimkan cerita-cerita pendeknya ke berbagai majalah. Ia bergabung dengan kakaknya, Teguh Asmar, dalam kelompok sandiwara radio bernama Kuncup Berseri. Sesekali ia menulis naskah sendiri. Dini benar-benar remaja yang sibuk. Selain menjadi redaksi budaya pada majalah remaja Gelora Muda, ia membentuk kelompok sandiwara di sekolah, yang diberi nama Pura Bhakti. Langkahnya semakin mantap ketika ia memenangi lomba penulisan naskah sandiwara radio se-Jawa Tengah. Setelah di SMA Semarang, ia pun menyelenggarakan sandiwara radio Kuncup Seri di Radio Republik Indonesia (RRI) Semarang. Bakatnya sebagai tukang cerita terus dipupuk.
Pada 1956, sambil bekerja di Garuda Indonesia Airways (GIA) di Bandara Kemayoran, Dini menerbitkan kumpulan cerita pendeknya, Dua Dunia. Sejumlah bukunya bahkan mengalami cetak ulang sampai beberapa kali - hal yang sulit dicapai oleh kebanyakan buku sastra. Buku lain yang tenar karya Dini adalah Namaku Hiroko dan Keberangkatan. la juga menerbitkan serial kenangan, sementara cerpen dan tulisan lain juga terus mengalir dari tangannya. Walau dalam keadaan sakit sekalipun, ia terus berkarya.
Dini dikenal memiliki teknik penulisan konvensional. Namun menurutnya teknik bukan tujuan melainkan sekedar alat. Tujuannya adalah tema dan ide. Tidak heran bila kemampuan teknik penulisannya disertai dengan kekayaan dukungan tema yang sarat ide cemerlang. Dia mengaku sudah berhasil mengungkapkan isi hatinya dengan teknik konvensional.
Ia mengakui bahwa produktivitasnya dalam menulis termasuk lambat. Ia mengambil contoh bukunya yang berjudul Pada Sebuah Kapal, prosesnya hampir sepuluh tahun sampai buku itu terbit padahal mengetiknya hanya sebulan. Baginya, yang paling mengasyikkan adalah mengumpulkan catatan serta penggalan termasuk adegan fisik, gagasan dan lain-lain. Ketika ia melihat melihat atau mendengar yang unik, sebelum tidur ia tulis tulis dulu di blocknote dengan tulis tangan.
Pengarang yang senang tanaman ini, biasanya menyiram tanaman sambil berpikir, mengolah dan menganalisa. la merangkai sebuah naskah yang sedang dikerjakannya. Pekerjaan berupa bibit-bibit tulisan itu disimpannya pada sejumlah map untuk kemudian ditulisnya bila sudah terangkai cerita.
Dini dipersunting Yves Coffin, Konsul Prancis di KobeJepang, pada 1960. Dari pernikahan itu ia dikaruniai dua anak, Marie-Claire Lintang (kini 42 tahun) dan Pierre Louis Padang (kini 36 tahun). Anak sulungnya kini menetap di Kanada, dan anak bungsunya menetap di Prancis.
Sebagai konsekuensi menikah dengan seorang diplomat, Dini harus mengikuti ke mana suaminya ditugaskan. Ia diboyong ke Jepang, dan tiga tahun kemudian pindah ke Pnom PenhKamboja. Kembali ke negara suaminya, Prancis, pada 1966, Dini melahirkan anak keduanya pada 1967. Selama ikut suaminya di Paris, ia tercatat sebagai anggota Les Amis dela Natura (Green Peace). Dia turut serta menyelamatkan burung belibis yang terkena polusi oleh tenggelamnya kapal tanker di pantai utara Perancis.
Setahun kemudian ia mengikuti suaminya yang ditempatkan di ManilaFilipina. Pada 1976, ia pindah ke Detroit, AS, mengikuti suaminya yang menjabat Konsul Jenderal Prancis. Dini berpisah dengan suaminya, Yves Coffin pada 1984, dan mendapatkan kembali kewarganegaraan RI pada 1985 melalui Pengadilan Negeri Jakarta.
Mantan suaminya masih sering berkunjung ke Indonesia. Dini sendiri pernah ke Kanada ketika akan mengawinkan Lintang, anaknya. Lintang sebenarnya sudah melihat mengapa ibunya berani mengambil keputusan cerai. Padahal waktu itu semua orang menyalahkannya karena dia meninggalkan konstitusi perkawinan dan anak-anak. Karena itulah ia tak memperoleh apa-apa dari mantan suaminya itu. Ia hanya memperoleh 10.000 dollar AS yang kemudian digunakannya untuk membuat pondok baca anak-anak di Sekayu, Semarang.
Dini yang pencinta lingkungan dan pernah ikut Menteri KLH Emil Salim menggiring Gajah Lebong Hitam, tampaknya memang ekstra hati-hati dalam memilih pasangan setelah pengalaman panjangnya bersama diplomat Perancis itu. la pernah jatuh bangun, tatkala terserang penyakit 1974, di saat ia dan suaminya sudah pisah tempat tidur. Kala itu, ada yang bilang ia terserang tumor, kanker. Namun sebenarnya kandungannya amoh sehingga blooding, karena itu ia banyak kekurangan darah. Secara patologi memang ada sel asing. Kepulangannya ke Indonesia dengan tekad untuk menjadi penulis dan hidup dari karya-karyanya, adalah suatu keberanian yang luar biasa. Dia sendiri mengaku belum melihat ladang lain, sekalipun dia mantan pramugrari GIA, mantan penyiar radio dan penari. Tekadnya hidup sebagai pengarang sudah tak terbantahkan lagi.
Mengisi kesendiriannya, ia bergiat menulis cerita pendek yang dimuat berbagai penerbitan. Di samping itu, ia pun aktif memelihara tanaman dan mengurus pondok bacanya di Sekayu. Sebagai pencinta lingkungan, Dini telah membuat tulisan bersambung di surat kabar Sinar Harapan yang sudah dicabut SIUPP-nya, dengan tema transmigrasi.
Menjadi pengarang selama hampir 60 tahun tidaklah mudah. Baru dua tahun terakhir ini, ia menerima royalti honorarium yang bisa menutupi biaya hidup sehari-hari. Tahun-tahun sebelumnya ia mengaku masih menjadi parasit. Ia banyak dibantu oleh teman-temannya untuk menutupi biaya makan dan pengobatan.
Tahun 1996-2000, ia sempat menjual-jual barang. Dulu, sewaktu masih di Prancis, ia sering dititipi tanaman, kucing, hamster, kalau pemiliknya pergi liburan. Ketika mereka pulang, ia mendapat jam tangan dan giwang emas sebagai upah menjaga hewan peliharaan mereka. Barang-barang inilah yang ia jual untuk hidup sampai tahun 2000.
Dini kemudian sakit keras, hepatitis-B, selama 14 hari. Biaya pengobatannya dibantu oleh Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto. Karena ia sakit, ia juga menjalani USG, yang hasilnya menyatakan ada batu di empedunya. Biaya operasi sebesar tujuh juta rupiah serta biaya lain-lain memaksa ia harus membayar biaya total sebesar 11 juta. Dewan Kesenian Jawa Tengah, mengorganisasi dompet kesehatan Nh Dini. Hatinya semakin tersentuh ketika mengetahui ada guru-guru SD yang ikut menyumbang, baik sebesar 10 ribu, atau 25 ribu. Setelah ia sembuh, Dini, mengirimi mereka surat satu per satu. Ia sadar bahwa banyak orang yang peduli kepadanya.
 Sejak 16 Desember 2003, ia kemudian menetap di SlemanYogyakarta. Ia yang semula menetap di Semarang, kini tinggal di kompleks Graha Wredha Mulya, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Kanjeng Ratu Hemas, istri Sultan Hamengku Buwono X yang mendengar kepindahannya, menyarankan Dini membawa serta perpustakaannya. Padahal empat ribu buku dari tujuh ribu buku perpustakaannya, sudah ia hibahkan ke Rotary Club Semarang.
Alhasil, Dini di Yogya tetap menekuni kegiatan yang sama ia tekuni di Semarang, membuka taman bacaan. Kepeduliannya, mengundang anak-anak di lingkungan untuk menyukai bacaan beragam bertema tanah air, dunia luar, dan fiksi. Ia ingin anak-anak di lingkungannya membaca sebanyak-banyaknya buku-buku dongeng, cerita rakyat, tokoh nasional, geografi atau lingkungan Indonesia, cerita rekaan dan petualangan, cerita tentang tokoh internasional, serta pengetahuan umum. Semua buku ia seleksi dengan hati-hati. Jadi, Pondok Baca Nh Dini yang lahir di Pondok Sekayu, Semarang pada 1986 itu, sekarang diteruskan di aula Graha Wredha Mulya. Ia senantiasa berpesan agar anak-anak muda sekarang banyak membaca dan tidak hanya keluyuran. Ia juga sangat senang kalau ada pemuda yang mau jadi pengarang, tidak hanya jadi dokter atau pedagang. Lebih baik lagi jika menjadi pengarang namun mempunyai pekerjaan lain.
Dalam kondisinya sekarang, ia tetap memegang teguh prinsip-prinsip hidupnya. Ia merasa beruntung karena dibesarkan oleh orang tua yang menanamkan prinsip-prinsip hidup yang senantiasa menjaga harga diri. Mungkin karena itu pulalah NH Dini tidak mudah menerima tawaran-tawaran yang mempunyai nilai manipulasi dan dapat mengorbankan harga diri.
Ia juga pernah ditawari bekerja tetap pada sebuah majalah dengan gaji perbulan. Akan tetapi dia memilih menjadi pengarang yang tidak terikat pada salah satu lembaga penerbitan. Bagi Dini, kesempatan untuk bekerja di media atau perusahaan penerbitan sebenarnya terbuka lebar. Namun seperti yang dikatakannya, ia takut kalau-kalau kreativitasnya malah berkurang. Untuk itulah ia berjuang sendiri dengan cara yang diyakininya; tetap mempertahankan kemampuan kreatifnya.
Menyinggung soal seks, khususnya adegan-adegan yang dimunculkan dalam karya-karyanya, ia menganggapnya wajar-wajar saja. Begitulah spontanitas penuturan pengarang yang pengikut kejawen ini. la tak sungkan-sungkan mengungkapkan segala persoalan dan kisah perjalanan hidupnya melalui karya-karya yang ditulisnya
NH Dini sekarang tinggal di Panti Wredha Langen Wedharsih, Ungaran
5.      Penilaian
Novel dua hati mempunyai pelajaran yang sangat berharga untuk kita,apalagi jika kita senang hidup bermasyarakat dan suka bersosialisasi, ternyata setiap perilaku seseorang baik maupun buruh pasti mereka mempunyai alasan tersendiri kenapa mereka bisa memiliki sikap seperti itu perilaku ini tergambar dalam tokoh-tokoh yang ada dalam novel ,dan masih banyak lagi pesan yang akan di dapatkan jka kita mampu untuk memahami isi novel ini.
6.      tanggapan
novel NH Dini yang berjudul pertemuan dua hati mempunyai karakter tokoh dan perwatakan yang menonjol serta mempunya peran fungsi yang saling mempengaruhi dan berkaitan antara tokoh, sehingga cerita ini mampu membuat para pembaca merasa bahwa para tokoh yang ada dalam novel ini sangat mempengerahui satu sana lain.

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Dalam novel yang berjudul Pertemuan Dua Hati,  memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik yang sangat menarik dan membuat pembaca ingin segera membaca cerita sampai selesai, ditambah dengan hadirnya para tokoh yang mendampingi peran tokoh utama yang membuat cerita ini semakin rumit, dan bervariasi. Alur maju yang digunakan dalam cerita dimulai  dari awal cerita yang menampilkan gambaran para watak tokoh dan tingkah laku para tokoh kemudian berakhirlah semua masalah yang disebut ending.peran utama dari cerita adalah bu Suci yang berprifesi sebagai guru ia hidup bermigrasi karena suatu alasan, namun saat ia pindah kota justru disitulah ia menemui suatu masalah yang sangat menguras tenaga dan fikiranya. Dalam masalah itu di tempatkan untuk mampu memilih antara mengutamakan masalah keluarga yang runyam , ataukah ia harus mengutamakan pekerjaanya,dimana ia menghadapi seorang murid yang sangat labil dan sering membuat kegaduhan disekolah.
3.2 SARAN
Adapun saran yang hendak penulis sampaikan dalam novel pertemuan dua hati adalah sebagai berikut:
1.      Jika mempunyai sebuah masalah, jangan pernah kita mengeluh dan menyerah sebelum semuanya dapat terselesaikan.
2.      Dalam hidup bermasyarakat utamakanlah hidup saling toleransi dan saling pengertian karena lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan dan kepribadian seseorang
3.      Sebagai seorang guru kesabaran dan keuletan dalam menghadapi para siswa sanagat di perlukan. Apalagi guru juga dianggap sebagai orang yang mampu mendidik dan membentuk peilaku seseorang.
4.      Jangan pernh melupakan Allah dalam hidup kita, karena dengan kuasa-NYAlah semua masalah yang rumit menjadi mudah , dan jalan keluar untuk solusi seriap masalah pasti itu ada jalan keluarnya.



















 DAFTAR PUSTAKA
2009. Pertemuan Dua Hati.jakarta: PT Gramidia Pustaka Utama
 http://www.goodreads.com/book/show/3044755-pertemuan-dua-hati


















LAMPIRAN
PER5TEMUAN DUA HATI
Bu Suci beserta keluarga pindah ke rumah kontrakan di Semarang. Ukuran rumah itu tidak terlalu besar.Tugas suami beliau dipindahkan ke kota Semarang, itulah penyebab mereka ikut serta. Sebelumnya, mereka tinggal di Purwodadi. Cita-cita Bu Suci menjadi seorang guru, dan itu sudah terwujud, sebelumnya Bu Suci mengajar SD di Purwodadi.
Di Semarang, mereka tinggal di daerah pinggiran kota. Untuk meneruskan cita-citanya, Bu Suci mencoba melamar menjadi guru di sekolah anaknya. Dia memiliki tiga orang anak. Dua anak Bu Suci menuntut ilmu di sekolah dasar. Yang sulung perempuan, sedangkan dua lainnya laki-laki. Uwak dari Bu Suci turut tinggal bersama keluarganya sejak tiga tahun belakang. Anak bungsunya yang masih kecil diasuh oleh Uwak.
Karena penduduk baru, Bu Suci memperkenalkan diri ke Rukun Tetangga dan bertemu dengan istri RT. Suami dari istri RT tersebut ialah pensiunan kantor pos.
Sedikit demi sedikit, dia mengerti tentang masyarakat di lingkungan kediamannya,yaitu termasuk golongan campuran. Sekolah dan pasar adalah tempat paling penting yang harus Bu Suci kenali di lingkungan.sekitar
.Kepala Sekolah meminta Bu Suci untuk datang ke sekolah. Seusai menerima keterangan, akhirnya Bu Suci diterima mengajar di sekolah barunya yang juga sekolah anaknya. Ia akan mengajar dua kelas tiga yang dihubungkan sebuah pintu samping.Anak tengahnya mengeluh sakit. Perilakunya juga membuat orang lain  khawatir. Untuk sementara, Uwak yang merawatnya setelah akhirnya diperiksa di rumah sakit oleh dokter.Bu Suci mulai mengajar di kelasnya. Setelah beberapa hari, seorang muridnya yang bernama Waskito belum juga nampak. Hampir seluruh penghuni kelas mengaku bahwa Waskito mempunyai sifat yang jahat dan nakal, karena sering menyakiti teman lain.
Keterangan yang Ia dengar dari guru dan Kepala Sekolah, membuatnya iba. Sebab, Waskito kurang perhatian dari orang tuanya yang cukup kaya, apalagi perhatian dari ayahnya. Segera Bu Suci mengirim surat kepada nenek Waskito untuk mencoba mencari tahu siapa Waskito sebenarnya.Ketika berkunjung ke rumah nenek Waskito.
Bu Suci memahami bagaimana kehidupan anak didiknya itu yang memprihatinkan. Padahal kakek-neneknya sangat mencintai cucunya, dan sementara Waskito tinggal di rumah Bu De bersama saudara sepupu yang lain
Dokter menyatakan bila anak kedua Bu Suci mengalami sakit epilepsi. Pekerjaan dia menjadi rangkap dua di sekolah, bolak-balik ke rumah sakit dan sekolah.
Menyikapi tentang sifat Waskito yang nakal, Bu Suci tetap menyuruh muridnya untuk memaafkan kesalahan Waskito. Sehari-hari, tugas yang diberikan juga tidak stabil dikerjakan. Tapi, Bu Suci memberi pekerjaan ringan kepadanya agar belajar menjadi murid yang lebih baik.
Perbincangan tentang perkembangan murid, Bu Suci membicarakannya dengan seorang rekan Guru Agama. Dari dia, banyak informasi yang didapat perihal Waskito
Bu Suci memberikan tugas untuk membuat semacam alat pembuat makanan, pekerjaan dilakukan bersama kelompok. Hasil karya yang paling besar dan benar ialah milik kelompok Waskito. Peralatan pembuat alat tersebut kepunyaan Waskito. Oleh Kepala Sekolah, alat tersebut dibanggakan dan disimpan dengan baik.Suatu hari sifat nakal Waskito kambuh. Untungnya peristiwa itu cepat mereda. Kepala Sekolah dan guru-guru lain merundingkan tentang kenakalan Waskito yang telah terlampaui. Banyak dari mereka yang mendukung pengeluaran murid nakal di kelas Bu Suci tersebut. Namun, Bu Suci tetap bersikeras untuk mempertahankan Waskito, dan dia meminta waktu agar bisa merubah perilaku Waskito yang membahayakan. Bu Suci bertahan karena memikirkan masa depan Waskito kelak, bila keluar dari sekolah.
Sekembalinya Bu Suci ke kelas, dia menyuruh Waskito pindah di bangku barisan muka, agar Bu Suci bisa mengawasi gerak-gerik Waskito. Tapi dia yang disuruh geser di depan, malah tanpa tanggapan yang berarti. Waskito hanya menunduk menatap buku di depannya.
Melihat Waskito bereaksi seperti itu, Bu Suci menjadi gelisah.Keesokan harinya, Waskito telah berpindah tempat di bangku barisan depan. Lalu Waskito mengerjakan apa yang Bu Suci perintah. Bu Suci bersyukur kepada Tuhan.
Bu Suci sering meminta bantuan Waskito dan murid lain. Pekerjaan Bu Suci menjadi lebih sibuk. Dia sengaja mengikutsertakan Waskito agar belajar bekerjasama dan bertanggung jawab.Masalah antara Waskito dan anaknya terkadang tidak dapat dipisahkan oleh pikiran Bu Suci. Keadaan sudah membaik antara murid kelas dan Waskito.
Contohnya saja, Waskito menyumbangkan sekotak peralatan pertukangan untuk upaya menghias diding.Sesekali, Bu Suci menanyakan keadaan keluarga dan kehidupan di rumah Bu De-nya. Cerita Waskito tentang kehidupan di rumah Bu De-nya, mengalir dengan tulus dari hati dan Bu Suci sabar mendengarkannya.Waskito mengaku bahwa ia pernah membolos dan memancing bersama anak-anak kampung. Ini menunjukkan bahwa Ia memang tidak diberi kebebasan oleh orang tuanya, sehingga Waskito melakukan perbuatan nekat.
 Bu Suci memberikan janji jika Waskito naik kelas nanti, Bu Suci akan mengajaknya berlibur memancing di Purwodadi. Tanggapan Waskito menjadi senang  dan tersenyum.Sepulang sekolah hari itu, Waskito tinggal hingga sore di rumah Bu Suci. Perilaku yang kesehariannya jahil, berubah saat ia dengan lembut membelai seekor kucing. Bu Suci mengucap syukur kepada Tuhan, telah dipertemukan oleh hati Waskito. Hubungan antara Waskito dan suami Bu Suci pun, juga hangat. Terlihat mereka santai bersama.
Kepala Sekolah mengetahui kemajuan yang diraih oleh Waskito. Kenyataan yang menunjukkan bahwa Waskito memang berubah.Tapi, peristiwa yang mencengangkan terjadi.
Secara tak diharapkan, Waskito mengamuk lagi. Ia membanting dan menginjak pot-pot berisi tanaman hias, lalu segera pergi keluar kelas.Keadaan kelas yang masih berantakan oleh pot-pot tersebut, Bu Suci membiarkan dan meneruskan pelajaran. Hingga istirahat Waskito belum kembali. Bu Suci mencari perginya Waskito.
Nampak Waskito duduk di pinggir selokan.Langkah awal menyikapi murid yang sedang emosi, haruslah perlahan. Bu Suci bertanya apa sebab Waskito melakukan perbuatan itu. Alasan Waskito membantingi kaleng-kaleng itu, sebab dia diejek oleh teman-temannya. Ejekan kawan-kawan tertuju pada tanaman Waskito yang kurang subur, lamban pertumbuhannya dibanding tunas lain. Waskito mengakui jika tanaman yang dirawatnya memang kurang subur. Bu Suci kemudian memberi semangat kepada Waskito untuk melakukan apa yang di bisa.Sejak hari itu, hubungan Bu Suci dan Waskito menjadi lebih dekat.Tak terasa waktu berjalan, penerimaan rapor. Nilai yang tercantum dalam rapornya juga normal. Bu Suci menepati janji, Ia mengajak Waskito berlibur ke Purwodadi. Di sana, Waskito memancing sepuasnya.
Akhirnya, Waskito naik kelas. Bu De sebagai wali murid hadir di sekolah untuk mengucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah, guru, dan Bu Suci pribadi atas kebaikan mereka sehingga Waskito berubah menjadi anak yang lebih baik.

 

ANALISIS NOVEL
PETMUAN DUA HATI
Disusun untuk memenuhi tugas  akhir mata kuliah
Apresiasi Prosa

Dosen Pengampu
Dra.Nas Haryati Setyaningsih,M.Pd.




Oleh:
Yuni Permata Sari
2101412022





FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan  puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Apresiasi Prosa tentang Pertemuan Dua Hati .
Adapunn tujuan pembuatan makalah ini sebagai pelengkap tugas akhir semester. Makalah Apresiasi Prosa tentang Pertemuan Dua Hati ,berisi sinopsis beserta analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik, dengan harapan agar saat membaca, maka pembaca dapat mengatahui secara jelas isi dari novel beserta analisisnya,
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka,bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik maka akan penulis terima dengan senang hati, sehingga penulis dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari makalah Pertemuan Dua Hati ini,dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca





Semarang,     Juni 2013



Penulis



ii
DAFTAR ISI

PRAKATA.............................................................................................................    ii
DAFTAR ISI........................................................................................... …      iii
BAB I    PENDAHULUAN...............................................................................         .           1    
                    1.1 Alasan Menganalisis Novel Ketika Cinta Bertasbih .......................            1
               1.2 Ulasan Novel Ketika Cinta Bertasbih ...................................       1
BAB III  ANALISIS NOVEL..............................................................
                3.1 Unsur Intrinsik................................................................             2
                3.3 Analisis Unsur Ekstrinsik..................................................    13
BAB IV  PENUTUP............................................................................    20
                4.1 Simpulan.........................................................................             20
4.2  Saran .............................................................................   20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................          22
LAMPIRAN………..............................................................................           23






iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
Dalam membaca sestiap orang memiliki kemamapuan sendiri-sendiri untuk memahami setiap materi yang di pelajari, apalagi dalam membaca novel banyak orang yang membaca novel kemudian merasa bingung untuk menentukan dan menganalisis novel yang telah di baca, maka dari itu dengan adanya makalah ini maka di harapkan pembaca memilki gambaran bagaiman cara yang benar untuk memahami dan menganalisis novel. apalagi untuk menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam sebuah novel.

1.2            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah makalah Apresiasi Prosa sebagai berikut :
1.      Apa saja unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati ?
2.      Apa saja unsur ekstrinsik dalam novel Pertemuan Dua Hati ?








BAB II
PEMBAHASAN

2.1                         UNSUR INTRINSIK
1.      Sudut Pandang
Sudut pandang yang di pakai dalam novel  Pertemuan Dua Hati adalah sedut pandang pertama pelaku utama,

Tuhan memberikan percobaan dua sekaligus kepadaku.penyakit anakku dan murid sukar. Hal itu kurenungkan baik-baik. Beban berat yang bersamaan datangnya barangkali mengandung maksud tertentu. (pertemuan dua hati 2009: 74)

Kutipan diatas, menunujukan bahwa tokoh Aku , mengalami banyak masalah dan dalam setiap masalah itu ia harus membagi pikiran antara murid dan anaknya sendiri, tokoh Aku merasa bingung kemudian ia memutuskan untuk menyatukan dua pikiran yang terpisah menjadi satu.

2.      Alur
Alur yang terdapat dalam novel ‘pertemuan dua hati’ karya N.H Dini yakni alur maju
Karena dalam novel tersebut diceritakan tentang masalah yang selalu menghampiri hidup tokoh dan disni ia dituntut untuk mampu memecahkan dan menyelesaikan masalahnya hingga akhir.
a.       Perkenalan
Tahap pertama dari sebuah alur yaitu perkenalan.
Dalam novel ini,Bu suci memulai cerita dengan memilih prifesi sebagai guru, hal ini tedapat dalam kutipan sebagai berikut,

Bapak mengantarkan aku ke semarang untuk mendaftarkan diri ke sekolah pendidikan guru,lalu kesempatan liburan aku gunakan untuk menengok keluarga di purwodadi.
Sesudah bertahun-tahun mengajar aku tidak menyesal telah menuruti nasehat orang tuaku,aku merasa senang dengan pekerjaanku,  (pertemuan dua hati, 2009: 10)

Dari kutipan diatas, bu suci memulai hidupnya dengan mengabdi sebagai guru,ia belajar di kota Semarang dan sesekali ia pulang sebagai obat rindi kepada keluarga dan kampong halamn.

b.      Konflik
Adapun konflik dari cerita, di mulai saat tokoh Bu Suci yang telah mulai menjalani profesi sebagai guru, ia di hadapkan pada pilihan untuk hijrah dari desanya yaitu purwodadi menuju ke Semarang, hal ini dapat di pahami dari kutipan sebagai berikut.

Aku turtr gembira dengan kenaikan pangkat suamiku,aku dan anak-anakku harus meninggalkan purwodadi dan tempat kerjaku selama ini,
Kantor di kota memerlukan suamiku sebagai ahli mesin dan pengawas bengkel, dia harus mengawasi kelancara jalanya semua kendaraan angkutan yang keluar dari bengkel. ini sangat penting bagi dirinyal (pertemuan dua hati, 2009: 12)

Berdasarkan kutipan di atas, kerena suaminya pindah bekerja maka mereka semua memutuskan untuk pindah di tempat kerja baru suaminya yaitu Semarang
 
c.       Klimaks
Pada tahap ini bu suci di hadapkan pada sekolah baru, dimana ia masih belum mengenal secara detail kondisi para muridnya,namun disisi lain ia juga dihadapkan pada masalah keluarga dengan munculnya penyakit aneh yang barada pada tubuh anak keduanya. hal ini di buktikan pada kutipan sebagai berikut.

Hari ke empat pelajaran pertama , anak didikku yang bernama waksito belum juga masuk, ku Tanya pada seisi kelas, tak satupun menjawab se olah-olah ada sesuatau yang menggajal dalam hati mereka. Saat ku ulangi ucapanku semua anak baru mau berbicar, dan yang membuatku aneh tak ada satupun anak yang mau menengok, justru mereka lebih memilih waksito tidak masuk atwaksitau bahkan ia lebih baik pindah saja.
Sampai di rumah aku mencoba menghilangkan nama dan masalah tentang waksito.petang itu suamiku menyampaikan sampul perusahaan, isinya lembaran-lembaran kertas hasil pemeriksaan kesehatan kami sekeluarga,sepintas tak ada yang aneh dengan kesehatan kami, namun tercantum nama dokter lain, dengan tulisan ahli syaraf yang ditujukan pada anak kedua ku.(pertemuan dua hati, 2009 : 45)

Berdasarkan kutipan tersebut, bu suci merasa heran dengan semua sikap muridnya kepada waksito, ia terus memikirkan masalah ini hingga ia sampaii di rumah,
Se sampainya di rumah, ia dan suaminya terkejut melihat hasil kesehatan,, tertulis perintah dari dokter ahli syaraf untuk anak keduaku yang harus segera dibawa ke neurology secepat mungkin.

d.      Anti Klimaks
Dalam tahap anti klimaks, bu Suci menemui masalah terhadap muridnya yang selalu membuat ulah dan keributan di kelas, ditambah lagi ia harus menghadapi kenyataan bahwa anaknya terkena penyakit yang sangat kronis. Bukti kutipan sebagai berikut.

Meskipun dia yang berbuat kesalahan,tetapi ia masih terkekang oleh kebiasanya pemarah.dia tidak akan meminta maaf ,kalau betul itu salahnya salahnya.( pertemuan dua hati 2009 : 82)
Orang tua mana tidak terkejut mendengar anaknya mengidap penyakit yang bagai manapun juga bisa dikatakan jarang. anggapan sekeliling yang rebdah terhadap penderita beberapa jenis penyaki tsemakin membikin hati kami kecil hati. (pertemuan dua hati, 2009 :49 )

Dari pernyataan tersebut, tokoh mengalami kondisi yang sangat kacau, dimana tokoh bu suci menghadapi kenyataan tentang keluarganya, namun disisi lain ia juga masih memikirkan kondisi muridnya yaitu Waksito.

e.       Penyelesaian
Setelah berbulan-bulan ia mencoba meluluhkan hati waksito akhirnya sikap sang anak menjadi lebih baik, dan santun. Kemudian dengan pengawasan yang ekstra pada anak keduanya, akhirnya kondisi anak Bu Suci semakin membaik. Hal ini di tercantum dalam kutipan sebagai beriktu.

Rapot berikutnya, berisis angka-angka normal,ia kini meraih penghargaan sebagai murid biasa. Akhir tahun pelajaran . Bu De nya datang kesekolahdia berterima kasih kepada kepala sekolah,para guru dan kepadaku sendiri. Aku menjawab bahwa aku gembira dapat menolong waksito. (pertemuan dua hati, 2009 : 85)
Ketabahan itu berkat kelegaan pertama karena telah selesainya seruntutan test bagi anakku,kami tinggal menuruti nasehat dokter ahli syaraf sambil meneruskan perawatan melalui obat-obatan.tidak berhentinya aku bersyukur, ke hadirat illahi karena kemudahan-kemudahan yang kami terima selama itu.(pertemuaan dua hati,2009 : 58)

Dari kutipan diatas, maka kita ketahui bahwa bagaimana kuatnya hati bu Suci dalam menghadapi dan menyikapi  setiap masalah dalam hidupnya, dengan segala usahanya itu maka segala masalah akhirnya dapat terselesaikan satu persatu.

3.      Latar
Dalam latar novel pertemuan dua hati, terdapat tiga latar yaitu tempat, waktu dan suasana. adapun latar-latar tersebut akan di paparkan secara lebih jelas dalam bebrapa pembagian sebagai berikut.
a.       Latar Tempat
Novel pertemuan dua hati mempunyai dua latar tempat, yang pertama di tempat asal tokoh utama yaitu bu Suci, dan latar tempat yang kedua dimana latar ini menjadi tempat utama terjadinya berbagai permasalahan yang selalu membayangi hidup sang tokoh utama yaitu tokoh bu Suci. Adapun latar tempatnya adalah sebagai berikut.
1.      Purwodadi
Purwodadi merupakan tempat dimana bu Suci menjalani keseharian dan aktivasnya semasa ia masih kecil.hal ini di buktikan pada kutipan di bawah ini.

Lalu pada kesempatan liburan, aku pulang berlibur,melewati jalan atau
tempat tertentu, seringkali hatiku terasa terharu.kenangan terhadap kejaduan-
kejadian yang pernah ku alami di sana muncul di kepalaku.( pertemuan dua hati, 2009 :10)

Dari kutipan di atas, maka jelas tergambar bahwa saat ibu Suci datang ke Purwodadi,memori masa lalunya muncul kembali.
2.      Semarang
Dalam cerita ini , semarang merupakan tempat baru bu suci bersama keluarga dan menjalani aktivitasnya sebagai guru.

Aku berusaha sedapat mungkin memisahkan pekerjaan dari kehidupan keluarga. Aku mempunyai peraturan yang hampir selalu dapat ku patuhi, yaitu tidak membicarakan apa pun perihal murid dan pekerjaan yang sedang ku hadapi kepada keluargaku. (pertemuan dua hati,2009 :48)

Dari  kutipan tersebut, maka dapat kita ketahui bahwa kota semarang merupakan aktivitas keluarga bu suci pada masa itu.

b.      Latar Waktu
Latar waktu novel pertemuan dua hati.
Cerita pertemuan dua hati merupakan sebuah novel yang di terbitkan antara tahun 1980-an,maka   maka kejadian waktu yang di ceitakan berkisar antara tahun 1970-an. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut.

Sejak tahun 1975,ternyata pelaksanaan kurikulum baru dimulai pada tahun 1976. Kepala sekolah menunjukan  programnya kepadaku. (pertemuan dua hati,2099 :19)

Dari kutipan di atas, menunjukan rencana kepala sekolah tentang perubahan kurikulum yang seharusnya dilaksanakan pada tahun lalu, namun dilaksanakan baru tahun ini, tepatnya pada tahun 1976.

c.       Latar Suasana
Beberapa suasana yang terjadi dalam cerita ada banyak sekali,namun tempat yang paling mempengaruhi cerita ini terbagi menjadi beberapa suasana sadapun pembagian suasananya sebagai berikut.
1.      Menyedihkan
Bukti  kutipan                   
Dari pola EEG itulah dokter mengetahui dan memastikan bahwa anakku menderita penyakit sawann atau ayan.

Orang tua mana yang tak terkejut mendengar anaknya mengidap penyakit yang bagaimanapunjuga dapat di katakana jarang.(pertemuan dua hati, 2009 : 48)

Dari bukti kutipan tersebut, tokoh bu Suci sangat terpukul dan terkejut , mendengar bahwa anaknya harus menderita penyakit yang sangat tidak diharapkan. Maka dapat kita ketahui bahwa saat itu suasana hati bu Suci sangat sedih dan syok.

2.      Menegangkan
Bukti kutipan :
Aku berjalan menuju ke kelas,wahyudi mencegatku.
“Waksito bu”. Hanaya itulah pembeitahuanya.
Apalagi ini!, jantuungku berdebar keras,sambil mempercepat langkah aku bertanya :
“mengamuk lagi dia”.( pertemuan dua hati,2009:80)

Dari kutipan diatas, maka jelas terlihat bagaimana gambaran perasaan bu Suci saat mengetahui waksito berbuat ulah kembali.


4.      Tema
Tema dalam novel pertemuan dua hati, yaitu menceritakan tentang penyatuan hati dan  masalah yang sangat berlainan menjadi satu titik. Bukti kutipan,
tuhan memberikan dua percobaan sekaligus kepadaku, penyakit anakku dan murid sukar, beban berat yang bersamaan datangnya barangkali mengandung maksud tertentu.akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa mungkin keduanya ada hubungan.( pertemuan dua hati,2009:46)

Dari kutipan itu, maka dapat di simpulkan bahwa inti dari cerita yaitu tentang mempersatukan masalah dari segi yang berbeda, kemudian di kaitkan satu sama lain. Sehingga menyatukan masalah pada satu titik. 


5.      Tokoh dan Penokohan
a.       orang tua ibui Suci
baik
bukti kutipan                
ibu dan ayahku membujukku untuk memilih bersekolah sebagai guru,
kemudian ayahku mengantarkan ku  ke semarang untuk mendaftarkan diri di sekolah pendidikan guru.walaupunaku berke
beratan, tapi kini akau tidak menyesal mengambil karir sebagai guru.( pertemuan dua hati,2009 : 2)

Dari kutipan diatas tergambar bahwa orang tua selalu memilihkan yang terbaik untuk anaknya, dan Bu Suci pun ternyata mulai menerima keputusan orang tuanya.

b.      Ibu Suci
1.      Tidak mudah menyerah
Bukti kutipan :
Meskipun kemampuan otakku memadai, namun bapak tidak menyanggupi untuk membiayai, adiku tiga orang dan kuputuskan utntuk bekerja, guna menambah pemasukan uang.( pertemuan dua hati,2009: 2)

Dari kutipann tersebut maka dapat diketahui kondisi perekonomain keluarga bu suci, mengetahui masalah itu, ia kemidian memutuskan untuk bekerja. Agar bisa melajutkan bersekolah dan tidak menggaunkan hidupnya pda orang tua.
2.      Sabar
Bukti kutipan :
Beberapa kali ku tanaya pada muridku, namun tetap tidak ada jawaban
Aku berusaha bersikap sebiasa mungkin, tanpa mendesak, tanpa memperlihatkan keherananku,(pertemuan dua hati, 2009 :26)

Dari kutipan tersebut, maka bisa terlihat bahwa bu Syci tidak ingin mndesak para muridnya, untuk membirkan informasi, ia memlih untuk bersabar dan mengganti cara lain, agar semua pertanyaan di fikiranya data terjawab.

c.       Suami ibu Suci
Bertanggung jawab
Bukti kutipan
Ini sanagt penting bagi dirinya,  dia harus mengawasi kelancaran jalanya semua anggutan kendaraan yang keluar dari bengkel. (pertemuan dua hati, 2009: 12)

Dari kutipan tersebut tokoh dengan sigap menerima perpindahan tugas oleh atasanya.

d.      Anak kedua ibu Suci
Menurut kepada oran tua
Bukti kutipan:
Sejelas dan sesederhana mungkin, kuterangkan pada anakku untuk pap pemeriksaan itu di lakukan.Biasanya dia termasuk anak yang cukup mematuhi ajaran kami.(pertemuan dua hati , 2009 : 48)

Dari kutipan diatas maka kita ketahui nahwa anak bu suci, jarang membangkang, namun lebih sering mendengarkan dan menuruti ucapan orang tuanya.

e.       Dokter ahli saraf
Bijkasana
Bukti kutipan :
Doter ahli syaraf yang simpatik mau meluangkan waktu berbicara kepada kami berdua. Secara singkat ia menerangkan garis besar apa sesungguhnya penyakit itu. Barulah aku mengerti bahwa sesungguhnya yang diderita anakku bukanlah penyakit turunan.(pertemuan dua hati, 2009 : 49)

Berdasarkan kutipan tersebut,agar keluarga tidak salah paham ia  dengan senang hati ia menjelaskan kepada pihak keluarga.

f.       Marno
Jujur
Bukti kutipan :
Pertanyaan itupun tidak terjawab.seisi kelas menghindari pandanganku.
Marno?, ciba,tolonglah bu Suci! Beri tahu kenapa kamu tidak mau menengok waksito “
Lemudian terdengar jawaban marno, suaranya rendah tetapi jelas.
“takut bu’(pertemuan dua hati, 2009 : 27)

Dalam ketakutan , ia mencoba menjawab pertanyaan bu Suci sesuai dengan apa yang ia rasakan.

g.      Waksito
1.Jahil
Bukti kutipan:
Di tengah-tengah waktu pelajaran,terdengar suara benda kecil sebentuk kelereng jatuh. Itlah waksito mengganggu teman-temanya dengan melempari kapur. Setelah berkali-kali , seorang murid perempuan berani kmengatakan keluhan.
“ah, Waksito ! kenapa siah kamu! “ (pertemuan dua hati, 2009: 56)

Dari kutipaan tersebut , tokoh Waksito memang sangat senang mengganggu temanya,.

2.Mudah emosi
Bukti kutipan
Dalam Tanya jawab yang ku paksakan itu dia mengaku bahwa dia mrah Karena kawan-kawanya mengjek tanaman miliknya yang kurag subur, kalah dari tunas-tunas lain. (pertemuan dua hati, 2009: 83)

Bukti kutipan itu menjelaskan tentang salah satu sifat Waksito yaiutu mudah marah, karena setiap kali ada teman yang mengejeknya ia langsung melampiaskan kemarahan itu tanpa mengoreksi diri terlebih dahulu.

h.      Nenek Waksito
Baik
Bukti kkutipan:
Kala itu sang nenek tidak kuasa lagi menahan cucuran air matanya,seolah terdengar kata hatikuwanita tua itu bersuara lagi. (pertemuan dua hati,2009:43)

Dari penjelasan diatas sang nenek sedang merasa sangat ba dengan semua peristiwa yang dialami cucuknya, ia menangis seolah-olah merasakan dirinya diposisi sang cucu.

i.        Kakek Waksito
Ramah
Bukti kutipan:
Aku bertemu dengan sepasang suami-istri yang sebaya dengan orang tuaku, si suami hanya sebentar menyalamiku,
Meskipun hanya sebntar aku berbicara pada dokter berumur itu.aku segera mengetahui bahwa dia pendiam.meskipun ramah dan dermawan. (pertemuan dua hati, 2009 :36)

Dari kutipan tersebut terlihat watak kakek yang kurang banyak berbicara, hanya bersalaman dan berbicara sedikit sang kakek menghentikan pembicaraan.

j.        Ayah Waksito
Kurang perhatian terhadap anak
Bukti kutipan:
“Dia cerdeas, pandai tetapi kaku dan sukar bergaul, oleh karena itu setelah itu setelah kawin lalau memponyai anak, menjadi  bapak yang kaku pula”. Kata sang nenek (peretemuan dua hati, 2009: 38)

Watak ayah waksito memang kurang bergaul dengan anak, maka tumbuhlah sifat waksito yang menjadi bandel dan pembangkang, karena sang anak kurang bimbingan dan kasih saying.

k.      Ibu Waksito
kurang pengertian terhadap anak
bukti kutipan:
kalau anak rewel, dia mau menggendong mau member makan atau barang permaianan. Tetapi permaianan itu di berikan begitu saja!, tidak di tuujukan bagaimana caranya supaya benda itu menarik bagi si anak.(pertemuan dua hati, 2009 : 36)

dari bukti diatas, watak ibu Waksito memang kurang bijaksana dan kurang pintar dalam mendidik anak, [adahal peran sang ibulah sang seharusnya memberikan pengawasan dan bimbingan terhadap anak.


6.      Amanat
Amanat dalam novel pertemuan dua hati, yakni bahwa jika kita menghadapi masalah yang seberat apapun. Tetaplah bersabar dan terus semanagat untuk menuntaskan segala masalah yang harus di hadapi sampai akhir.
 Seperti yang terdapat dalam tokoh bu Suci yang selalu bersabar dan terus mencari solusi untuk mendapatkan jalan keluar agar setiap permasalah yang datang dalam hidupnya dapat dipecahkan.dengan tuntas, hingga akhirnya ia menemukan satu titik untuk menyelesaiakn jalan keluarnya.Dan ras bahagianya karena Allah telah memudahkan segala permasalahan dalam hidupnya.





2.2                         UNSUR EKSTRINSIK
Selain unsur intrinsik ada pula unsure ekstrinsik yang terdapat dalam novel pertemuan dua hati, adapun unsur ekstrinsiknya sebagai berikut.
1.      Nilai social
Bu Suci memang guru yang sangat mencintai perdamaian dan kerukuan, dalam mengajarpun ia mencoba mengatur muridnya untuk mau saling terbuka dengan teman 1 kelas, ia berusaha menyatukan murid seperti membuat tugas berkelompok,dan juga ia melakukan perpindahan tempat duduk para muridnya agar mereka bisa menjadi manusia yang berkepribadian. Bukti kutipan sebagai berikut.
Aku mempunyai cara supaya murid tidak saling menggantungkan diri pada tetangga sebelahnya,sekali-kali tanpa pemberitahuan aku menyuruh mereka mengganti bangku, kalau terlalu lama berdampingan anak itu akan menjadi bayangan teman sebangkunya. Aku ingin kelak mempunyai murid yang kelak menjadi manusia yang berdiri sendiri. (pertemuan dua hati, 2009 : 54)


2.      Nilai Psikologis
Psikoligis merupakan nilai yang berhubungan dengan jiwa atau hati seseorang, dalam cerita ini Waksito mempunyai psikolog yang sangat labil dan mudah beralih sikap dengan sangat drastic, sampai Bu Suci selalu merasa resah jika suatu saat nanti sikap waksito membuat dirinya merasa gagal dalm mendidik murid. Buktii kutipan.
Pandanganku terpancar ke pinu,tiba-tiba kulihat wksito masuk, menujunketempatku.tanpa berkata sesuatu apapundia meletakan timbunan buku tugas di depanku, aku terpesona, aku heran bercampur bingung.(pertemuan dua hati, 2009: 55)
Aku memutuskan seolah-olah berhadapan dengan remaja betul-betul. Murid seperti dia tidak suka di pandang sebagai anak kecil lagi. (pertemuan dua hati, 2009:56)


3.      Nilai Moral
Nilai social yang terdapat dapat kita jadikan pelajaran adalah jangan mudah marah dalam mengahadapi setiap masalah. Sikap ini terdapat dalam watak tokoh waksito yang selalu menganggap orang lain itu selalu membuatnya kesal dan hingga akhirnya ia menjadi anak yang suka melawan dan membangkan., untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam kutipan berikut.
“Apakah kau menyadari telah melakukan pembunuhan?“ langsung aku menyerangnya.
Waksito membelalakan matanya. Wajahnya cemberut. Bibirnya hendak bergerak mengatakan sesuatu,tetapi tidak ada suara yang keluar. Pastilah dia ingin membantah.(pertemuan dua hati, 2009 :82 )

4.      Biografi Pengarang

Sejarah Hidup NH Dini
NH Dini dilahirkan dari pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara, ulang tahunnya dirayakan empat tahun sekali. Masa kecilnya penuh larangan. Konon ia masih berdarah Bugis, sehingga jika keras kepalanya muncul, ibunya acap berujar, “Nah, darah Bugisnya muncul".
NH Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati. Ibu Dini adalah pembatik yang selalu bercerita padanya tentang apa yang diketahui dan dibacanya dari bacaan Panji Wulung, Penyebar Semangat, Tembang-tembang Jawa dengan Aksara Jawa dan sebagainya. Baginya, sang ibu mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk watak dan pemahamannya akan lingkungan.
Sekalipun sejak kecil kebiasaan bercerita sudah ditanamkan, sebagaimana yang dilakukan ibunya kepadanya, ternyata Dini tidak ingin jadi tukang cerita. la malah bercita-cita jadi sopir lokomotif atau masinis. Tapi ia tak kesampaian mewujudkan obsesinya itu hanya karena tidak menemukan sekolah bagi calon masinis kereta api.
Kalau pada akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan kadang-kadang ingin tahu kemampuannya. Misalnya sehabis membaca sebuah karya, biasanya dia berpikir jika hanya begini saya pun mampu membuatnya. Dan dalam kenyataannya ia memang mampu dengan dukungan teknik menulis yang dikuasainya.

Dini ditinggal wafat ayahnya semasih duduk di bangku SMP, sedangkan ibunya hidup tanpa penghasilan tetap. Mungkin karena itu, ia jadi suka melamun. Bakatnya menulis fiksi semakin
terasah di sekolah menengah. Waktu itu, ia sudah mengisi majalah dinding sekolah dengan sajak dan cerita pendek. Dini menulis sajak dan prosa berirama dan membacakannya sendiri di RRI Semarang ketika usianya 15 tahun. Sejak itu ia rajin mengirim sajak-sajak ke siaran nasional di [[RRI]Semarang dalam acara Tunas Mekar.
Karier NH Dini
Peraih penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari Pemerintah Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia digelari pengarang sastra feminis. Pendiri Pondok Baca NH Dini di Sekayu, Semarang ini sudah melahirkan puluhan karya.
Beberapa karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama NH Dini, ini yang terkenal, di antaranya Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977),Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan. Budi Darma menyebutnya sebagai pengarang sastra feminis yang terus menyuarakan kemarahan kepada kaum laki-laki. Terlepas dari apa pendapat orang lain, ia mengatakan bahwa ia akan marah bila mendapati ketidakadilan khususnya ketidakadilan gender yang sering kali merugikan kaum perempuan. Dalam karyanya yang terbaru berjudul Dari Parangakik ke Kamboja (2003), ia mengangkat kisah tentang bagaimana perilaku seorang suami terhadap isterinya. Ia seorang pengarang yang menulis dengan telaten dan produktif, seperti komentar Putu Wijaya; 'kebawelan yang panjang.'
Hingga kini, ia telah menulis lebih dari 20 buku. Kebanyakan di antara novel-novelnya itu bercerita tentang wanita. Namun banyak orang berpendapat, wanita yang dilukiskan Dini terasa “aneh”. Ada pula yang berpendapat bahwa dia menceritakan dirinya sendiri. Itu penilaian sebagian orang dari karya-karyanya. Akan tetapi terlepas dari semua penilaian itu, karya NH Dini adalah karya yang dikagumi. Buku-bukunya banyak dibaca kalangan cendekiawan dan jadi bahan pembicaraan sebagai karya sastra.
Bukti keseriusannya dalam bidang yang ia geluti tampak dari pilihannya, masuk jurusan sastra ketika menginjak bangku SMA di Semarang. Ia mulai mengirimkan cerita-cerita pendeknya ke berbagai majalah. Ia bergabung dengan kakaknya, Teguh Asmar, dalam kelompok sandiwara radio bernama Kuncup Berseri. Sesekali ia menulis naskah sendiri. Dini benar-benar remaja yang sibuk. Selain menjadi redaksi budaya pada majalah remaja Gelora Muda, ia membentuk kelompok sandiwara di sekolah, yang diberi nama Pura Bhakti. Langkahnya semakin mantap ketika ia memenangi lomba penulisan naskah sandiwara radio se-Jawa Tengah. Setelah di SMA Semarang, ia pun menyelenggarakan sandiwara radio Kuncup Seri di Radio Republik Indonesia (RRI) Semarang. Bakatnya sebagai tukang cerita terus dipupuk.
Pada 1956, sambil bekerja di Garuda Indonesia Airways (GIA) di Bandara Kemayoran, Dini menerbitkan kumpulan cerita pendeknya, Dua Dunia. Sejumlah bukunya bahkan mengalami cetak ulang sampai beberapa kali - hal yang sulit dicapai oleh kebanyakan buku sastra. Buku lain yang tenar karya Dini adalah Namaku Hiroko dan Keberangkatan. la juga menerbitkan serial kenangan, sementara cerpen dan tulisan lain juga terus mengalir dari tangannya. Walau dalam keadaan sakit sekalipun, ia terus berkarya.
Dini dikenal memiliki teknik penulisan konvensional. Namun menurutnya teknik bukan tujuan melainkan sekedar alat. Tujuannya adalah tema dan ide. Tidak heran bila kemampuan teknik penulisannya disertai dengan kekayaan dukungan tema yang sarat ide cemerlang. Dia mengaku sudah berhasil mengungkapkan isi hatinya dengan teknik konvensional.
Ia mengakui bahwa produktivitasnya dalam menulis termasuk lambat. Ia mengambil contoh bukunya yang berjudul Pada Sebuah Kapal, prosesnya hampir sepuluh tahun sampai buku itu terbit padahal mengetiknya hanya sebulan. Baginya, yang paling mengasyikkan adalah mengumpulkan catatan serta penggalan termasuk adegan fisik, gagasan dan lain-lain. Ketika ia melihat melihat atau mendengar yang unik, sebelum tidur ia tulis tulis dulu di blocknote dengan tulis tangan.
Pengarang yang senang tanaman ini, biasanya menyiram tanaman sambil berpikir, mengolah dan menganalisa. la merangkai sebuah naskah yang sedang dikerjakannya. Pekerjaan berupa bibit-bibit tulisan itu disimpannya pada sejumlah map untuk kemudian ditulisnya bila sudah terangkai cerita.
Dini dipersunting Yves Coffin, Konsul Prancis di KobeJepang, pada 1960. Dari pernikahan itu ia dikaruniai dua anak, Marie-Claire Lintang (kini 42 tahun) dan Pierre Louis Padang (kini 36 tahun). Anak sulungnya kini menetap di Kanada, dan anak bungsunya menetap di Prancis.
Sebagai konsekuensi menikah dengan seorang diplomat, Dini harus mengikuti ke mana suaminya ditugaskan. Ia diboyong ke Jepang, dan tiga tahun kemudian pindah ke Pnom PenhKamboja. Kembali ke negara suaminya, Prancis, pada 1966, Dini melahirkan anak keduanya pada 1967. Selama ikut suaminya di Paris, ia tercatat sebagai anggota Les Amis dela Natura (Green Peace). Dia turut serta menyelamatkan burung belibis yang terkena polusi oleh tenggelamnya kapal tanker di pantai utara Perancis.
Setahun kemudian ia mengikuti suaminya yang ditempatkan di ManilaFilipina. Pada 1976, ia pindah ke Detroit, AS, mengikuti suaminya yang menjabat Konsul Jenderal Prancis. Dini berpisah dengan suaminya, Yves Coffin pada 1984, dan mendapatkan kembali kewarganegaraan RI pada 1985 melalui Pengadilan Negeri Jakarta.
Mantan suaminya masih sering berkunjung ke Indonesia. Dini sendiri pernah ke Kanada ketika akan mengawinkan Lintang, anaknya. Lintang sebenarnya sudah melihat mengapa ibunya berani mengambil keputusan cerai. Padahal waktu itu semua orang menyalahkannya karena dia meninggalkan konstitusi perkawinan dan anak-anak. Karena itulah ia tak memperoleh apa-apa dari mantan suaminya itu. Ia hanya memperoleh 10.000 dollar AS yang kemudian digunakannya untuk membuat pondok baca anak-anak di Sekayu, Semarang.
Dini yang pencinta lingkungan dan pernah ikut Menteri KLH Emil Salim menggiring Gajah Lebong Hitam, tampaknya memang ekstra hati-hati dalam memilih pasangan setelah pengalaman panjangnya bersama diplomat Perancis itu. la pernah jatuh bangun, tatkala terserang penyakit 1974, di saat ia dan suaminya sudah pisah tempat tidur. Kala itu, ada yang bilang ia terserang tumor, kanker. Namun sebenarnya kandungannya amoh sehingga blooding, karena itu ia banyak kekurangan darah. Secara patologi memang ada sel asing. Kepulangannya ke Indonesia dengan tekad untuk menjadi penulis dan hidup dari karya-karyanya, adalah suatu keberanian yang luar biasa. Dia sendiri mengaku belum melihat ladang lain, sekalipun dia mantan pramugrari GIA, mantan penyiar radio dan penari. Tekadnya hidup sebagai pengarang sudah tak terbantahkan lagi.
Mengisi kesendiriannya, ia bergiat menulis cerita pendek yang dimuat berbagai penerbitan. Di samping itu, ia pun aktif memelihara tanaman dan mengurus pondok bacanya di Sekayu. Sebagai pencinta lingkungan, Dini telah membuat tulisan bersambung di surat kabar Sinar Harapan yang sudah dicabut SIUPP-nya, dengan tema transmigrasi.
Menjadi pengarang selama hampir 60 tahun tidaklah mudah. Baru dua tahun terakhir ini, ia menerima royalti honorarium yang bisa menutupi biaya hidup sehari-hari. Tahun-tahun sebelumnya ia mengaku masih menjadi parasit. Ia banyak dibantu oleh teman-temannya untuk menutupi biaya makan dan pengobatan.
Tahun 1996-2000, ia sempat menjual-jual barang. Dulu, sewaktu masih di Prancis, ia sering dititipi tanaman, kucing, hamster, kalau pemiliknya pergi liburan. Ketika mereka pulang, ia mendapat jam tangan dan giwang emas sebagai upah menjaga hewan peliharaan mereka. Barang-barang inilah yang ia jual untuk hidup sampai tahun 2000.
Dini kemudian sakit keras, hepatitis-B, selama 14 hari. Biaya pengobatannya dibantu oleh Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto. Karena ia sakit, ia juga menjalani USG, yang hasilnya menyatakan ada batu di empedunya. Biaya operasi sebesar tujuh juta rupiah serta biaya lain-lain memaksa ia harus membayar biaya total sebesar 11 juta. Dewan Kesenian Jawa Tengah, mengorganisasi dompet kesehatan Nh Dini. Hatinya semakin tersentuh ketika mengetahui ada guru-guru SD yang ikut menyumbang, baik sebesar 10 ribu, atau 25 ribu. Setelah ia sembuh, Dini, mengirimi mereka surat satu per satu. Ia sadar bahwa banyak orang yang peduli kepadanya.
 Sejak 16 Desember 2003, ia kemudian menetap di SlemanYogyakarta. Ia yang semula menetap di Semarang, kini tinggal di kompleks Graha Wredha Mulya, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Kanjeng Ratu Hemas, istri Sultan Hamengku Buwono X yang mendengar kepindahannya, menyarankan Dini membawa serta perpustakaannya. Padahal empat ribu buku dari tujuh ribu buku perpustakaannya, sudah ia hibahkan ke Rotary Club Semarang.
Alhasil, Dini di Yogya tetap menekuni kegiatan yang sama ia tekuni di Semarang, membuka taman bacaan. Kepeduliannya, mengundang anak-anak di lingkungan untuk menyukai bacaan beragam bertema tanah air, dunia luar, dan fiksi. Ia ingin anak-anak di lingkungannya membaca sebanyak-banyaknya buku-buku dongeng, cerita rakyat, tokoh nasional, geografi atau lingkungan Indonesia, cerita rekaan dan petualangan, cerita tentang tokoh internasional, serta pengetahuan umum. Semua buku ia seleksi dengan hati-hati. Jadi, Pondok Baca Nh Dini yang lahir di Pondok Sekayu, Semarang pada 1986 itu, sekarang diteruskan di aula Graha Wredha Mulya. Ia senantiasa berpesan agar anak-anak muda sekarang banyak membaca dan tidak hanya keluyuran. Ia juga sangat senang kalau ada pemuda yang mau jadi pengarang, tidak hanya jadi dokter atau pedagang. Lebih baik lagi jika menjadi pengarang namun mempunyai pekerjaan lain.
Dalam kondisinya sekarang, ia tetap memegang teguh prinsip-prinsip hidupnya. Ia merasa beruntung karena dibesarkan oleh orang tua yang menanamkan prinsip-prinsip hidup yang senantiasa menjaga harga diri. Mungkin karena itu pulalah NH Dini tidak mudah menerima tawaran-tawaran yang mempunyai nilai manipulasi dan dapat mengorbankan harga diri.
Ia juga pernah ditawari bekerja tetap pada sebuah majalah dengan gaji perbulan. Akan tetapi dia memilih menjadi pengarang yang tidak terikat pada salah satu lembaga penerbitan. Bagi Dini, kesempatan untuk bekerja di media atau perusahaan penerbitan sebenarnya terbuka lebar. Namun seperti yang dikatakannya, ia takut kalau-kalau kreativitasnya malah berkurang. Untuk itulah ia berjuang sendiri dengan cara yang diyakininya; tetap mempertahankan kemampuan kreatifnya.
Menyinggung soal seks, khususnya adegan-adegan yang dimunculkan dalam karya-karyanya, ia menganggapnya wajar-wajar saja. Begitulah spontanitas penuturan pengarang yang pengikut kejawen ini. la tak sungkan-sungkan mengungkapkan segala persoalan dan kisah perjalanan hidupnya melalui karya-karya yang ditulisnya
NH Dini sekarang tinggal di Panti Wredha Langen Wedharsih, Ungaran
5.      Penilaian
Novel dua hati mempunyai pelajaran yang sangat berharga untuk kita,apalagi jika kita senang hidup bermasyarakat dan suka bersosialisasi, ternyata setiap perilaku seseorang baik maupun buruh pasti mereka mempunyai alasan tersendiri kenapa mereka bisa memiliki sikap seperti itu perilaku ini tergambar dalam tokoh-tokoh yang ada dalam novel ,dan masih banyak lagi pesan yang akan di dapatkan jka kita mampu untuk memahami isi novel ini.
6.      tanggapan
novel NH Dini yang berjudul pertemuan dua hati mempunyai karakter tokoh dan perwatakan yang menonjol serta mempunya peran fungsi yang saling mempengaruhi dan berkaitan antara tokoh, sehingga cerita ini mampu membuat para pembaca merasa bahwa para tokoh yang ada dalam novel ini sangat mempengerahui satu sana lain.

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Dalam novel yang berjudul Pertemuan Dua Hati,  memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik yang sangat menarik dan membuat pembaca ingin segera membaca cerita sampai selesai, ditambah dengan hadirnya para tokoh yang mendampingi peran tokoh utama yang membuat cerita ini semakin rumit, dan bervariasi. Alur maju yang digunakan dalam cerita dimulai  dari awal cerita yang menampilkan gambaran para watak tokoh dan tingkah laku para tokoh kemudian berakhirlah semua masalah yang disebut ending.peran utama dari cerita adalah bu Suci yang berprifesi sebagai guru ia hidup bermigrasi karena suatu alasan, namun saat ia pindah kota justru disitulah ia menemui suatu masalah yang sangat menguras tenaga dan fikiranya. Dalam masalah itu di tempatkan untuk mampu memilih antara mengutamakan masalah keluarga yang runyam , ataukah ia harus mengutamakan pekerjaanya,dimana ia menghadapi seorang murid yang sangat labil dan sering membuat kegaduhan disekolah.
3.2 SARAN
Adapun saran yang hendak penulis sampaikan dalam novel pertemuan dua hati adalah sebagai berikut:
1.      Jika mempunyai sebuah masalah, jangan pernah kita mengeluh dan menyerah sebelum semuanya dapat terselesaikan.
2.      Dalam hidup bermasyarakat utamakanlah hidup saling toleransi dan saling pengertian karena lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan dan kepribadian seseorang
3.      Sebagai seorang guru kesabaran dan keuletan dalam menghadapi para siswa sanagat di perlukan. Apalagi guru juga dianggap sebagai orang yang mampu mendidik dan membentuk peilaku seseorang.
4.      Jangan pernh melupakan Allah dalam hidup kita, karena dengan kuasa-NYAlah semua masalah yang rumit menjadi mudah , dan jalan keluar untuk solusi seriap masalah pasti itu ada jalan keluarnya.



















 DAFTAR PUSTAKA
2009. Pertemuan Dua Hati.jakarta: PT Gramidia Pustaka Utama
 http://www.goodreads.com/book/show/3044755-pertemuan-dua-hati


















LAMPIRAN
PER5TEMUAN DUA HATI
Bu Suci beserta keluarga pindah ke rumah kontrakan di Semarang. Ukuran rumah itu tidak terlalu besar.Tugas suami beliau dipindahkan ke kota Semarang, itulah penyebab mereka ikut serta. Sebelumnya, mereka tinggal di Purwodadi. Cita-cita Bu Suci menjadi seorang guru, dan itu sudah terwujud, sebelumnya Bu Suci mengajar SD di Purwodadi.
Di Semarang, mereka tinggal di daerah pinggiran kota. Untuk meneruskan cita-citanya, Bu Suci mencoba melamar menjadi guru di sekolah anaknya. Dia memiliki tiga orang anak. Dua anak Bu Suci menuntut ilmu di sekolah dasar. Yang sulung perempuan, sedangkan dua lainnya laki-laki. Uwak dari Bu Suci turut tinggal bersama keluarganya sejak tiga tahun belakang. Anak bungsunya yang masih kecil diasuh oleh Uwak.
Karena penduduk baru, Bu Suci memperkenalkan diri ke Rukun Tetangga dan bertemu dengan istri RT. Suami dari istri RT tersebut ialah pensiunan kantor pos.
Sedikit demi sedikit, dia mengerti tentang masyarakat di lingkungan kediamannya,yaitu termasuk golongan campuran. Sekolah dan pasar adalah tempat paling penting yang harus Bu Suci kenali di lingkungan.sekitar
.Kepala Sekolah meminta Bu Suci untuk datang ke sekolah. Seusai menerima keterangan, akhirnya Bu Suci diterima mengajar di sekolah barunya yang juga sekolah anaknya. Ia akan mengajar dua kelas tiga yang dihubungkan sebuah pintu samping.Anak tengahnya mengeluh sakit. Perilakunya juga membuat orang lain  khawatir. Untuk sementara, Uwak yang merawatnya setelah akhirnya diperiksa di rumah sakit oleh dokter.Bu Suci mulai mengajar di kelasnya. Setelah beberapa hari, seorang muridnya yang bernama Waskito belum juga nampak. Hampir seluruh penghuni kelas mengaku bahwa Waskito mempunyai sifat yang jahat dan nakal, karena sering menyakiti teman lain.
Keterangan yang Ia dengar dari guru dan Kepala Sekolah, membuatnya iba. Sebab, Waskito kurang perhatian dari orang tuanya yang cukup kaya, apalagi perhatian dari ayahnya. Segera Bu Suci mengirim surat kepada nenek Waskito untuk mencoba mencari tahu siapa Waskito sebenarnya.Ketika berkunjung ke rumah nenek Waskito.
Bu Suci memahami bagaimana kehidupan anak didiknya itu yang memprihatinkan. Padahal kakek-neneknya sangat mencintai cucunya, dan sementara Waskito tinggal di rumah Bu De bersama saudara sepupu yang lain
Dokter menyatakan bila anak kedua Bu Suci mengalami sakit epilepsi. Pekerjaan dia menjadi rangkap dua di sekolah, bolak-balik ke rumah sakit dan sekolah.
Menyikapi tentang sifat Waskito yang nakal, Bu Suci tetap menyuruh muridnya untuk memaafkan kesalahan Waskito. Sehari-hari, tugas yang diberikan juga tidak stabil dikerjakan. Tapi, Bu Suci memberi pekerjaan ringan kepadanya agar belajar menjadi murid yang lebih baik.
Perbincangan tentang perkembangan murid, Bu Suci membicarakannya dengan seorang rekan Guru Agama. Dari dia, banyak informasi yang didapat perihal Waskito
Bu Suci memberikan tugas untuk membuat semacam alat pembuat makanan, pekerjaan dilakukan bersama kelompok. Hasil karya yang paling besar dan benar ialah milik kelompok Waskito. Peralatan pembuat alat tersebut kepunyaan Waskito. Oleh Kepala Sekolah, alat tersebut dibanggakan dan disimpan dengan baik.Suatu hari sifat nakal Waskito kambuh. Untungnya peristiwa itu cepat mereda. Kepala Sekolah dan guru-guru lain merundingkan tentang kenakalan Waskito yang telah terlampaui. Banyak dari mereka yang mendukung pengeluaran murid nakal di kelas Bu Suci tersebut. Namun, Bu Suci tetap bersikeras untuk mempertahankan Waskito, dan dia meminta waktu agar bisa merubah perilaku Waskito yang membahayakan. Bu Suci bertahan karena memikirkan masa depan Waskito kelak, bila keluar dari sekolah.
Sekembalinya Bu Suci ke kelas, dia menyuruh Waskito pindah di bangku barisan muka, agar Bu Suci bisa mengawasi gerak-gerik Waskito. Tapi dia yang disuruh geser di depan, malah tanpa tanggapan yang berarti. Waskito hanya menunduk menatap buku di depannya.
Melihat Waskito bereaksi seperti itu, Bu Suci menjadi gelisah.Keesokan harinya, Waskito telah berpindah tempat di bangku barisan depan. Lalu Waskito mengerjakan apa yang Bu Suci perintah. Bu Suci bersyukur kepada Tuhan.
Bu Suci sering meminta bantuan Waskito dan murid lain. Pekerjaan Bu Suci menjadi lebih sibuk. Dia sengaja mengikutsertakan Waskito agar belajar bekerjasama dan bertanggung jawab.Masalah antara Waskito dan anaknya terkadang tidak dapat dipisahkan oleh pikiran Bu Suci. Keadaan sudah membaik antara murid kelas dan Waskito.
Contohnya saja, Waskito menyumbangkan sekotak peralatan pertukangan untuk upaya menghias diding.Sesekali, Bu Suci menanyakan keadaan keluarga dan kehidupan di rumah Bu De-nya. Cerita Waskito tentang kehidupan di rumah Bu De-nya, mengalir dengan tulus dari hati dan Bu Suci sabar mendengarkannya.Waskito mengaku bahwa ia pernah membolos dan memancing bersama anak-anak kampung. Ini menunjukkan bahwa Ia memang tidak diberi kebebasan oleh orang tuanya, sehingga Waskito melakukan perbuatan nekat.
 Bu Suci memberikan janji jika Waskito naik kelas nanti, Bu Suci akan mengajaknya berlibur memancing di Purwodadi. Tanggapan Waskito menjadi senang  dan tersenyum.Sepulang sekolah hari itu, Waskito tinggal hingga sore di rumah Bu Suci. Perilaku yang kesehariannya jahil, berubah saat ia dengan lembut membelai seekor kucing. Bu Suci mengucap syukur kepada Tuhan, telah dipertemukan oleh hati Waskito. Hubungan antara Waskito dan suami Bu Suci pun, juga hangat. Terlihat mereka santai bersama.
Kepala Sekolah mengetahui kemajuan yang diraih oleh Waskito. Kenyataan yang menunjukkan bahwa Waskito memang berubah.Tapi, peristiwa yang mencengangkan terjadi.
Secara tak diharapkan, Waskito mengamuk lagi. Ia membanting dan menginjak pot-pot berisi tanaman hias, lalu segera ggggkeluar kelas.Keadaan kelas yang masih berantakan oleh pot-pot tersebut, Bu Suci membiarkan dan meneruskan pelajaran. Hingga istirahat Waskito belum kembali. Bu Suci mencari perginya Waskito.
Nampak Waskito duduk di pinggir selokan.Langkah awal menyikapi murid yang sedang emosi, haruslah perlahan. Bu Suci bertanya apa sebab Waskito melakukan perbuatan itu. Alasan Waskito membantingi kaleng-kaleng itu, sebab dia diejek oleh teman-temannya. Ejekan kawan-kawan tertuju pada tanaman Waskito yang kurang subur, lamban pertumbuhannya dibanding tunas lain. Waskito mengakui jika tanaman yang dirawatnya memang kurang subur. Bu Suci kemudian memberi semangat kepada Waskito untuk melakukan apa yang di bisa.Sejak hari itu, hubungan Bu Suci dan Waskito menjadi lebih dekat.Tak terasa waktu berjalan, penerimaan rapor. Nilai yang tercantum dalam rapornya juga normal. Bu Suci menepati janji, Ia mengajak Waskito berlibur ke Purwodadi. Di sana, Waskito memancing sepuasnya.
Akhirnya, Waskito naik kelas. Bu De sebagai wali murid hadir di sekolah untuk mengucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah, guru, dan Bu Suci pribadi atas kebaikan mereka sehingga Waskito berubah menjadi anak yang lebih baik.