Selasa, 08 Oktober 2013

CERPEN


Kesempatan hanya datang satu kali
Sekarang,aku berdiri ditempat yang sama menikmati pemandangan indah serta kenangan pahit yang tak mungkin terlupakan selama hidupku. Tempat terakhir aku melihatnya dan tak sempat ku ucapkan kata cinta untuknya.
Satu tahun telah berlalau, namun ingatan ini masih tetap melekat dengan kuat pertama kali saat aku melihatnya . Ia bernama kuncoro anak baru yang  berasal dari Jakarta, tak ada kesan istimewa saat aku melihatnya ketika berdiri di depan kelas memperkenalkan diri tadi. baru satu jam aku duduk menyimak pelajaran ips . pak huda datang memanggil aku, pipah,dan widi, untuk mengganti tugasnya .saat itu kegiatan MOS sedang dilaksanakan di sekolahku dan kami bertiga anak osis yang tak boleh lepas dari tanggung jawab. Dengan sigap kami bertiga langsung pergi menginggalkan kelas ,permainan dan perkenalan di lapangan dalan cuaca sangat terik membuat energiku terasa terkuras habis. Sambil duduk meminum es aku dan 2 temanku terus mengusap keringat dari tubuh yang terpanggang selama 3 jam dilapangan tadi. teman-temanku duduk di sebelah kami dan menceritakan anak baru itu , salah satu dari temanku juga mengatakan bahwa koncoro dan devibaru bertengkar bertengkar. Terkejut aku mendengar hal itu , mana mungkin anak baru sudah punya musuh. Temanku menjelaskan Devi banci melihat wajah koncoro dan gayanya yang cuek , ia muak dan saat isirahat devi mencoret-coert meja bejar koncoro namun sayang kuncoro saat itu datang kekelas lalu mereka saling berselih dan. uh, aku tak peduli dengan urusan itu.lalu ada lagi yang menceritakan pada kami bertiga bahwa ia ke kampung kita Karena mengikuti jejek candra,yah. ia juga anak pindahan Jakarta satu tahun yang lalu, ia anak yang pendiam,baik dan ramah.aku kenal dekat denganya dan terkadang kami sering sms an, namun anak yang satu ini jauh berbada tak ada wajah kalem untuknya,dan tampang cuek,gaya cuek,dan tak pernah tersenyum. yah itulah yang ku tahu tentang anak baru itu.
3 hari MOS berakhir , akupun merasa bebas.Selama MOS berlangsung aku jarang berada dikelas , jarang berkumpoul dengan teman-teman dan jarang sekali aku nongkrong dikantin. Kami semua berkumpul di lapangan dalam rangka pelepasan kegiatan MOS dan pengumuman yang tak kami duga ,yakni akan ada pembagian kelas untuk seluruh siswa, kami langsung terkejut tak percaya mendengar ucapan kepala sekolah, perasaan takut kehilngan teman-teman diantara kami mulai terbesit . kepsek mengatakan bahwa anak yang unggul dan di anggap punya pemikiran lambat akan di pisah, menit-menit menegangkan untuk kami telah di mulai.aku dan ke 5  temanku masuk kelas A dan 5 anak lagi terpisah denganku. Aku  merasa asing di kelas baru ini , ku lihat sekalilingku anak yang akan 1 kelas denganku nanti dan saat aku menengok kebelakang,ku lihat kuncoro duduk bersama candra , tiba-tiba menatapku tajam tatapan seperti elang yang menemukan mangsanya untuk di makan, aku langsung memalingkan pandanganku dan menghela nafas panjang, berharap kalau ia tidak mnanggapku seperti devi , walau devi satu gerombolan dengaku tapi cukup ia saja yang bermasalah dengamu aku tak mau memandang kebelakang takut ia marah dan menganggap ku mau menantangnya.
1 bulan di kelas baru, aku mulai merasa nyaman , teman yang ramah, suka bercanda yang tak kalah seru dangan teman-tamanku dulu . 1 bulan juga  aku tahu bahwa yang selama ini ku fikirkan tentnag koncoro salah, ia anak yang suka ngobrol, murah senyum banyak anak laki-laki juga akrab sekali denganya. Namun temankku dini dan riri merasa benci melihatnya, ia berkata koncoro so ganteng ,suka berisik di kelas dan rese. Yah, entah berapa kali kami berempat sering berantem dan cekcok dengan deni  dan kuncoro , sering mereka melempari kami dengan kapur atau gumpalan kertas saat jam pelajaran,posisi duduk mereka yang strategis di belakang membuat mereka tambah asyik melempari kami berenpat yang duduk di depan, di tambah lagi saat istirahat atau guru keluar kelas. fahmi dan agus terkadang menarik kerudungku dan pipah, atau mengetkan kami dengan mencubit spontan, melutik tubuh kami berdua dengan bolpoin atau mencoret-coret meja kami, yah dua orang jahil yang duduk tepat di belakangku tak pernah kehisan akal membuat kami marah, mereka sangat suka bercanda namun keterlaluan untuk menurut aku dan pipah. Sering kami emosi sampai merobek buku  mereka, memukul mereka atau balas dendam dengan hal sama seperti apa yang mereka lakukan pada kami.saat kami marah dan mengamuk deni dan kuncoro selalu tertawa dan menggelengkan kepala melihat ulah kami berempat yang tak pernah akhur. Semua teman selalu tersenyum dan beberapa membela kami berdua yang selalu menjadi korban jahil famhi dan agus. Minggu demi minggu kami selalu seperti itu dan aku tahu koncoro selalu menatap kami berdua sambil tersenyum, bahkan saat kami bernyanyi atau tertawa bersama dini, riri ia tetap menatap kearah kami.
Tak sampai disitu, saat aku pulang pun candra, koncoro,deni,dan 2 anak sma teman mereka duduk didepan rumahku, yah,aku mempunyai warung dan setiap pulang mereka tak pernah absen untuk duduk di depan rumahku. Aku yang lewat depan mereka selalu cuek dan pura-pura tidak melihat mereka kemudian aku langsung masuk kedalam rumah.entah berapa minggu mereka selalu di depan rumahku, dan yang membuatku terkejut candra sms kepadaku bahwa koncoro ingin menjadikan aku kekasihnya, aku tak merespon sms itu dan hari berikutnya ia sms dengan kata yang sama dan menegaskan jika aku juga punya perasan yang sama maka ia akan berbicara langsung tentang perasaanya kepadaku. aku hanya diam dan bingung mendapat sms seperti ini, aku teringat pada devi yang masih bermusuhan dengan kuncoro, ditambah dini dan riri juga selalu sinis saat melihat kuncoro.ku ceritakan semua yang terjadi pada teman terbaikku pipah, ia hanya bengong dan menggaruk-garuk kepala bingung harus berpendapat apa tentang masalahku. Hari terus berjalan dan aku belum membalas sms itu. Tiba-tiba wida dan umi mnenghampiriku dengan memuji-muji koncoro yang memiliki senyum manis dan wajah cutenya itu telah mnyihir  mereka untuk selalu tak pernah absen menatapnya,ditambah lagi kusnul juga mengatakan hal sama tentang kuncoro. Ketika ia masuk masuk kelas,serasa ada magnet sendiri dari dirinya sehingga para gadis di kelasku langsung tertuju pada koncuro, selama seminggu ketika aku duduk di kantin, banyak adik kelas yang membahas ketampanan koncoro,gaya berjalanya dan banyak hal lagi tentang keistimnewaan kuncoro yang membuat mereka semakin bersemngat bercerita, ku lihat lagi beberapa adik kelas menatap gemas saat melihat kuncoro lewat di depan mereka. Waktu kuncoro masuk  kelas tatapan semua gadis-gadis tertuju pada ia  lagimereka semua menatap koncoro sambil berbisik. ku hela nafas dan mencoba untuk tidak memikikirkan hal ini, tiba-tiba wida dan umi datang ke bangku aku dan pipah, wida melutikku sambil berkata bahwa mereka berdua merasa aneh dengan koncoro yang selalu menatapku saat pelajaran, saat aku tertawa, dan saat aku marah,bahkan  mereka berdua juga meledekku bahwa kami talah jadian , kemudian ku ceritakan semua pada mereka tentang sms itu mereka,dengan serius mereka terus mendengarkan ceritaku. Semenjak itu,hari demi hari mereka selalu melaporkan hal yang sama kalau kuncoro selalu menatap ke arahku ketika di kelas, mendengar cerita itu sesekali aku iseng menatap kebelakang melihat dia, namun kali ini aku ketangkap mata saat melirik kearahnya dan dengan spontan ia menatapku dengan senyum manis mengembang , lalu  hari berikutnya ku palingkan wajah kebelakang lagi dan auh, ia sedang melihatku serius ,tatapan tajam itu membuatku kalap ,ku palingkan wajah namun wajah itu seolah masih di depanku jantungku berdebar keras ku coba duduk serileks mungkin wajahku terasa panas dan tubuhku gelisah, tatapan yang pernah kulihat saat pertama aku menegok  kebelakang. Berhari-hari  hatiku tidak tenang apalagi saat aku pulang bertemu dia dan teman-temannya yang sedang duduk di depan rumahku, kemudian ia berdiri tepat di depanku, aku hanya menunduk dan bergegas masuk ke dalaam rumah, aku bingung harus bersikap dan menjawab apa , ku ingat beberapa temankku membencinya dan beberapa lagi sangat kagum denganya, ingin sekali dimilki ia tapi aku takut teman-teman menjauhi aku kerana dua sisi mereka ada yang membenci dan mengaguminya,
Sekolah kami gencar membahas stuty tour minggu ini, pengumuman pun datang dan kepala sekolah menyampaiakan bakwa kami akan ke jogja, hari penantian kami anak kelas tiga tiba , dengan ceria dan semangat kami naik ke bus.sebenarnya banyak masyarakat yang menentang jadwal pemberangkat kami, dan banyak pula yang berusaha mencegat kami berangkat namun kepala sekolah acuh dan tak peduli dengan mereka yang menetang pemberangkatan kami.hati berdebar saat aku tahu kuncoro duduk selisih 4 deret dengan kursiku,jam 6 pagi kami tiba di objek pertama yakni parangtritis, cuaca mendung dan gerimis tak menyurutkan semangat kami untuk bergegas cuci muka dan berlari ke pantai untuk melihat sun rice.
Kulihat kuncoro dan anak laki-laki lainya berlari ketengah sambil bermain bola, aku dan teman-teman perempuan bermain di tepi pantai baru dua 10 menit kami di pantai, semua anak laki-laki berlari menepi dan kulihat 5 anak terbawa arus ombak spontan kami berteriak minta pertolongan, kami semua gaduh ada yang menangis,berteriak minta tolong, dan ada yang berlari memanggil beberapa guru yang masih di parkiran. Kami tahu bahwa yang belum disini ada firman,yusron,andrias, teddy dan kuncoro. Hatiku sakit dan tubuhku lemas,air mata yang takhenti menetes aku bingung takut bila ia pergi , bantuan tim sar hanya mendapatkan 2 anak yaitu yusron dan teddy yang terkulai lemas, nafasnya tak beranturan dan beberapa guru memengan tangan mereka sambil membacakan kaliamat syahadat, Allah maha besar mereka berdua selamat dan langsung dibawa keruang kesehatan. 8 jam kami menuggu 3 teman yang belum ke tepi pantai, kepala sekolah menyuruh kami pulang , diperjalan hp kami selalu berdering orang tua kami sangat cemas dan ingin tahu cerita kami. Setiba di sekolah aku melihat banyak sekali orang mengerumuni kami mereka menatap dan menangis ,lalu ayahku menghapiri dan memlukku, di rumah kulihat berita yang menyiarkan kejadiaan yang membawa nama smp ku, ternyata berita sudah terdengar sampai ke stasiun televise .aku duduk lemas dan semakin menangis melihaat berita  ini,di tambah lagi tetanggaku semakin ngotot kalau kejadian ini ada hubunganya dengan tanggal 1 suro, yang tepat jatuh pada hari ini,memang ia sempat mengatakan kalau aku jangan pergi ke pantai  ,takut akan terjadi sesuatu namun aku tetap cuek . Ke esokan hari aku masuk kelas dengan mata lebam,semua teman menunduk terdiam sambil memgang tisu, suasana asing lebih asnig saat pertama aku dimasukan dalam kelas ini, tak ada keusilan dari fahmi dan agus, tak ada canda tawa, semua diam, pikiran kami kosong, dan satu yang menambah kesedihanku tak ada lemparan kertas atau kapur kepada kami yang biasa dilakukan deni dan kuncoro. 3 hari belalu kamu semua di rumah salalu duduk depan tv dan beberapa anak membeli Koran guna mengetahui informasi tentang kawan kami, dan hari ini kabar bahagia bercampur duka, 3 teman kami ditemukan dalam keadaan utuh namun tak bernyawa, hatiku sakit,aku sangat berharap bahwa ini hanya mimpi, aku ingin terbangun dari mimpi pahit ini, aku bingung harus berbuat apa,dan hanya menangis yang aku lakukan saat ini, kabar datang lagi bahwa jenazah mereka akan datang sore ini, namun sayang gerimis turun sore ini ,ku putuskan untuk nekad pergi melihat jenazah mereka, disini hanya ada aku dan sepuluh teman baikku,dengan sabar menunggu 3 jam namun mereka belum datang juga,langit sangat gelap dan hujan semakin deras, kami menggigil kedingina, jam 6 pm jenazah baru datang kami dan beberapa guru langsung keluar kantor  berlari   tak peduli hujan deras kami berlari ketengah lapangan mendekat menuju mobil jenazah , tak percaya kami melihat mereka telah terbujur dengan pakain putih aku dan bu shinta menangis sejadinya sambil berdiri di depan mobil jenazah, teman-teman mendekati,lalu kami berpelukan dan entah siapa  memayungi kami yang kini sedang perpelukan, kurasa ia masyarakat yang tinggal sekitar sekolah kami, ia menenangkan kami dan membawa kami untuk berteduh, ku lihat banyak kamera dan reporter serta masih banyak lagi masyarakat yang datang ke sekolah kami, aku ikut rombngan bersama guru mengatarkan mereka ke rumah masing-masing.
Setelah usai pemakaman mereka.kami kembali ke sekolah dan masuk kelas, kemudian candra duduk menghampiriku ia ceritakan semua kesedihan dan rasa tak percaya kehilangan saudara yang sangat ia cintai aku tahu bagaimana perasaanya karena aku juga merasakan hal yang sama,lalu  ia menatapkku dan menanyakan tentang jawaban yang tak pernah ku berikan itu, hal yang sangat membuatkku terpukul saat candra mengatakan bahwa setiap kuncoro akan sholat bersamanya, tak pernah ia lupa untuk memintanya berdoa kepada Allah agar aku mau menerimanya dan bersedia menjadi kekasihku, tak cukup sampai disitu kemudiaan dini dan rir mengatakan bahwa sesungguhnya ia tak benci dengan kuncoro , melainkan mereka  mencintainya dan wujud itu yang mereka tunjukan dengan berkata benci dan menjelek-jelekan kuncoro,aku hanya diam, wida dan umi menghampiriku mereka memlukku,aku masih diam dan diam
Gladis, aku kemudian menoleh .ayah dan ibu memanggilku untuk makan , di tepi pantai aku berlari menuju keluargaku, kami berkumpul lalu makan ikan sambil melihat kearah laut, ku lahap makanan sambil terus menatap laut.,ingatan kembali muncul tentang terakhir aku melihatnya masuk liang kubur, ku telan makanan sambil terus menatap laut. biarlah aku menjaga perasaan ini ,perasaan yang belum sempat ku ucapkan, aku ikhlas engakau melepasmu pergi . aku yakin doa mu dulu pasti terdengar oleh Allah,yah kita akan bersama, bersama slamanya,namun bukan disini kuncoro tapi dialam dan tempat lain, tempat yang kekal dan tak akan memisahkan kita selamanya.

Karya:Yuni permata sari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar