Kesempatan hanya datang satu kali
Sekarang,aku berdiri
ditempat yang sama menikmati pemandangan indah serta kenangan pahit yang tak
mungkin terlupakan selama hidupku. Tempat terakhir aku melihatnya dan tak
sempat ku ucapkan kata cinta untuknya.
Satu tahun telah
berlalau, namun ingatan ini masih tetap melekat dengan kuat pertama kali saat aku
melihatnya . Ia bernama kuncoro anak baru yang berasal dari Jakarta, tak ada kesan istimewa
saat aku melihatnya ketika berdiri di depan kelas memperkenalkan diri tadi.
baru satu jam aku duduk menyimak pelajaran ips . pak huda datang memanggil aku,
pipah,dan widi, untuk mengganti tugasnya .saat itu kegiatan MOS sedang
dilaksanakan di sekolahku dan kami bertiga anak osis yang tak boleh lepas dari
tanggung jawab. Dengan sigap kami bertiga langsung pergi menginggalkan kelas
,permainan dan perkenalan di lapangan dalan cuaca sangat terik membuat energiku
terasa terkuras habis. Sambil duduk meminum es aku dan 2 temanku terus mengusap
keringat dari tubuh yang terpanggang selama 3 jam dilapangan tadi.
teman-temanku duduk di sebelah kami dan menceritakan anak baru itu , salah satu
dari temanku juga mengatakan bahwa koncoro dan devibaru bertengkar bertengkar.
Terkejut aku mendengar hal itu , mana mungkin anak baru sudah punya musuh. Temanku
menjelaskan Devi banci melihat wajah koncoro dan gayanya yang cuek , ia muak
dan saat isirahat devi mencoret-coert meja bejar koncoro namun sayang kuncoro
saat itu datang kekelas lalu mereka saling berselih dan. uh, aku tak peduli dengan
urusan itu.lalu ada lagi yang menceritakan pada kami bertiga bahwa ia ke kampung
kita Karena mengikuti jejek candra,yah. ia juga anak pindahan Jakarta satu
tahun yang lalu, ia anak yang pendiam,baik dan ramah.aku kenal dekat denganya
dan terkadang kami sering sms an, namun anak yang satu ini jauh berbada tak ada
wajah kalem untuknya,dan tampang cuek,gaya cuek,dan tak pernah tersenyum. yah
itulah yang ku tahu tentang anak baru itu.
3 hari MOS berakhir ,
akupun merasa bebas.Selama MOS berlangsung aku jarang berada dikelas , jarang
berkumpoul dengan teman-teman dan jarang sekali aku nongkrong dikantin. Kami semua
berkumpul di lapangan dalam rangka pelepasan kegiatan MOS dan pengumuman yang
tak kami duga ,yakni akan ada pembagian kelas untuk seluruh siswa, kami langsung
terkejut tak percaya mendengar ucapan kepala sekolah, perasaan takut kehilngan
teman-teman diantara kami mulai terbesit . kepsek mengatakan bahwa anak yang
unggul dan di anggap punya pemikiran lambat akan di pisah, menit-menit
menegangkan untuk kami telah di mulai.aku dan ke 5 temanku masuk kelas A dan 5 anak lagi
terpisah denganku. Aku merasa asing di
kelas baru ini , ku lihat sekalilingku anak yang akan 1 kelas denganku nanti
dan saat aku menengok kebelakang,ku lihat kuncoro duduk bersama candra ,
tiba-tiba menatapku tajam tatapan seperti elang yang menemukan mangsanya untuk
di makan, aku langsung memalingkan pandanganku dan menghela nafas panjang,
berharap kalau ia tidak mnanggapku seperti devi , walau devi satu gerombolan
dengaku tapi cukup ia saja yang bermasalah dengamu aku tak mau memandang
kebelakang takut ia marah dan menganggap ku mau menantangnya.
1 bulan di kelas baru, aku mulai merasa nyaman ,
teman yang ramah, suka bercanda yang tak kalah seru dangan teman-tamanku dulu .
1 bulan juga aku tahu bahwa yang selama
ini ku fikirkan tentnag koncoro salah, ia anak yang suka ngobrol, murah senyum
banyak anak laki-laki juga akrab sekali denganya. Namun temankku dini dan riri
merasa benci melihatnya, ia berkata koncoro so ganteng ,suka berisik di kelas
dan rese. Yah, entah berapa kali kami berempat sering berantem dan cekcok
dengan deni dan kuncoro , sering mereka
melempari kami dengan kapur atau gumpalan kertas saat jam pelajaran,posisi
duduk mereka yang strategis di belakang membuat mereka tambah asyik melempari kami
berenpat yang duduk di depan, di tambah lagi saat istirahat atau guru keluar
kelas. fahmi dan agus terkadang menarik kerudungku dan pipah, atau mengetkan
kami dengan mencubit spontan, melutik tubuh kami berdua dengan bolpoin atau
mencoret-coret meja kami, yah dua orang jahil yang duduk tepat di belakangku
tak pernah kehisan akal membuat kami marah, mereka sangat suka bercanda namun
keterlaluan untuk menurut aku dan pipah. Sering kami emosi sampai merobek
buku mereka, memukul mereka atau balas
dendam dengan hal sama seperti apa yang mereka lakukan pada kami.saat kami
marah dan mengamuk deni dan kuncoro selalu tertawa dan menggelengkan kepala
melihat ulah kami berempat yang tak pernah akhur. Semua teman selalu tersenyum
dan beberapa membela kami berdua yang selalu menjadi korban jahil famhi dan
agus. Minggu demi minggu kami selalu seperti itu dan aku tahu koncoro selalu
menatap kami berdua sambil tersenyum, bahkan saat kami bernyanyi atau tertawa
bersama dini, riri ia tetap menatap kearah kami.
Tak sampai disitu, saat
aku pulang pun candra, koncoro,deni,dan 2 anak sma teman mereka duduk didepan
rumahku, yah,aku mempunyai warung dan setiap pulang mereka tak pernah absen
untuk duduk di depan rumahku. Aku yang lewat depan mereka selalu cuek dan pura-pura
tidak melihat mereka kemudian aku langsung masuk kedalam rumah.entah berapa
minggu mereka selalu di depan rumahku, dan yang membuatku terkejut candra sms
kepadaku bahwa koncoro ingin menjadikan aku kekasihnya, aku tak merespon sms
itu dan hari berikutnya ia sms dengan kata yang sama dan menegaskan jika aku
juga punya perasan yang sama maka ia akan berbicara langsung tentang perasaanya
kepadaku. aku hanya diam dan bingung mendapat sms seperti ini, aku teringat
pada devi yang masih bermusuhan dengan kuncoro, ditambah dini dan riri juga
selalu sinis saat melihat kuncoro.ku ceritakan semua yang terjadi pada teman terbaikku
pipah, ia hanya bengong dan menggaruk-garuk kepala bingung harus berpendapat apa
tentang masalahku. Hari terus berjalan dan aku belum membalas sms itu.
Tiba-tiba wida dan umi mnenghampiriku dengan memuji-muji koncoro yang memiliki
senyum manis dan wajah cutenya itu telah mnyihir mereka untuk selalu tak pernah absen menatapnya,ditambah
lagi kusnul juga mengatakan hal sama tentang kuncoro. Ketika ia masuk masuk
kelas,serasa ada magnet sendiri dari dirinya sehingga para gadis di kelasku
langsung tertuju pada koncuro, selama seminggu ketika aku duduk di kantin,
banyak adik kelas yang membahas ketampanan koncoro,gaya berjalanya dan banyak
hal lagi tentang keistimnewaan kuncoro yang membuat mereka semakin bersemngat
bercerita, ku lihat lagi beberapa adik kelas menatap gemas saat melihat kuncoro
lewat di depan mereka. Waktu kuncoro masuk
kelas tatapan semua gadis-gadis tertuju pada ia lagimereka semua menatap koncoro sambil
berbisik. ku hela nafas dan mencoba untuk tidak memikikirkan hal ini, tiba-tiba
wida dan umi datang ke bangku aku dan pipah, wida melutikku sambil berkata
bahwa mereka berdua merasa aneh dengan koncoro yang selalu menatapku saat
pelajaran, saat aku tertawa, dan saat aku marah,bahkan mereka berdua juga meledekku bahwa kami talah
jadian , kemudian ku ceritakan semua pada mereka tentang sms itu mereka,dengan
serius mereka terus mendengarkan ceritaku. Semenjak itu,hari demi hari mereka
selalu melaporkan hal yang sama kalau kuncoro selalu menatap ke arahku ketika
di kelas, mendengar cerita itu sesekali aku iseng menatap kebelakang melihat
dia, namun kali ini aku ketangkap mata saat melirik kearahnya dan dengan spontan
ia menatapku dengan senyum manis mengembang , lalu hari berikutnya ku palingkan wajah kebelakang
lagi dan auh, ia sedang melihatku serius ,tatapan tajam itu membuatku kalap ,ku
palingkan wajah namun wajah itu seolah masih di depanku jantungku berdebar
keras ku coba duduk serileks mungkin wajahku terasa panas dan tubuhku gelisah,
tatapan yang pernah kulihat saat pertama aku menegok kebelakang. Berhari-hari hatiku tidak tenang apalagi saat aku pulang
bertemu dia dan teman-temannya yang sedang duduk di depan rumahku, kemudian ia
berdiri tepat di depanku, aku hanya menunduk dan bergegas masuk ke dalaam
rumah, aku bingung harus bersikap dan menjawab apa , ku ingat beberapa temankku
membencinya dan beberapa lagi sangat kagum denganya, ingin sekali dimilki ia
tapi aku takut teman-teman menjauhi aku kerana dua sisi mereka ada yang
membenci dan mengaguminya,
Sekolah kami gencar
membahas stuty tour minggu ini, pengumuman pun datang dan kepala sekolah menyampaiakan
bakwa kami akan ke jogja, hari penantian kami anak kelas tiga tiba , dengan
ceria dan semangat kami naik ke bus.sebenarnya banyak masyarakat yang menentang
jadwal pemberangkat kami, dan banyak pula yang berusaha mencegat kami berangkat
namun kepala sekolah acuh dan tak peduli dengan mereka yang menetang
pemberangkatan kami.hati berdebar saat aku tahu kuncoro duduk selisih 4 deret
dengan kursiku,jam 6 pagi kami tiba di objek pertama yakni parangtritis, cuaca
mendung dan gerimis tak menyurutkan semangat kami untuk bergegas cuci muka dan
berlari ke pantai untuk melihat sun rice.
Kulihat kuncoro dan
anak laki-laki lainya berlari ketengah sambil bermain bola, aku dan teman-teman
perempuan bermain di tepi pantai baru dua 10 menit kami di pantai, semua anak
laki-laki berlari menepi dan kulihat 5 anak terbawa arus ombak spontan kami
berteriak minta pertolongan, kami semua gaduh ada yang menangis,berteriak minta
tolong, dan ada yang berlari memanggil beberapa guru yang masih di parkiran.
Kami tahu bahwa yang belum disini ada firman,yusron,andrias, teddy dan kuncoro.
Hatiku sakit dan tubuhku lemas,air mata yang takhenti menetes aku bingung takut
bila ia pergi , bantuan tim sar hanya mendapatkan 2 anak yaitu yusron dan teddy
yang terkulai lemas, nafasnya tak beranturan dan beberapa guru memengan tangan mereka
sambil membacakan kaliamat syahadat, Allah maha besar mereka berdua selamat dan
langsung dibawa keruang kesehatan. 8 jam kami menuggu 3 teman yang belum ke
tepi pantai, kepala sekolah menyuruh kami pulang , diperjalan hp kami selalu
berdering orang tua kami sangat cemas dan ingin tahu cerita kami. Setiba di
sekolah aku melihat banyak sekali orang mengerumuni kami mereka menatap dan
menangis ,lalu ayahku menghapiri dan memlukku, di rumah kulihat berita yang
menyiarkan kejadiaan yang membawa nama smp ku, ternyata berita sudah terdengar
sampai ke stasiun televise .aku duduk lemas dan semakin menangis melihaat
berita ini,di tambah lagi tetanggaku
semakin ngotot kalau kejadian ini ada hubunganya dengan tanggal 1 suro, yang
tepat jatuh pada hari ini,memang ia sempat mengatakan kalau aku jangan pergi ke
pantai ,takut akan terjadi sesuatu namun
aku tetap cuek . Ke esokan hari aku masuk kelas dengan mata lebam,semua teman
menunduk terdiam sambil memgang tisu, suasana asing lebih asnig saat pertama
aku dimasukan dalam kelas ini, tak ada keusilan dari fahmi dan agus, tak ada
canda tawa, semua diam, pikiran kami kosong, dan satu yang menambah kesedihanku
tak ada lemparan kertas atau kapur kepada kami yang biasa dilakukan deni dan
kuncoro. 3 hari belalu kamu semua di rumah salalu duduk depan tv dan beberapa
anak membeli Koran guna mengetahui informasi tentang kawan kami, dan hari ini
kabar bahagia bercampur duka, 3 teman kami ditemukan dalam keadaan utuh namun
tak bernyawa, hatiku sakit,aku sangat berharap bahwa ini hanya mimpi, aku ingin
terbangun dari mimpi pahit ini, aku bingung harus berbuat apa,dan hanya menangis
yang aku lakukan saat ini, kabar datang lagi bahwa jenazah mereka akan datang
sore ini, namun sayang gerimis turun sore ini ,ku putuskan untuk nekad pergi
melihat jenazah mereka, disini hanya ada aku dan sepuluh teman baikku,dengan
sabar menunggu 3 jam namun mereka belum datang juga,langit sangat gelap dan
hujan semakin deras, kami menggigil kedingina, jam 6 pm jenazah baru datang
kami dan beberapa guru langsung keluar kantor berlari tak peduli hujan deras kami berlari ketengah
lapangan mendekat menuju mobil jenazah , tak percaya kami melihat mereka telah
terbujur dengan pakain putih aku dan bu shinta menangis sejadinya sambil
berdiri di depan mobil jenazah, teman-teman mendekati,lalu kami berpelukan dan
entah siapa memayungi kami yang kini sedang
perpelukan, kurasa ia masyarakat yang tinggal sekitar sekolah kami, ia menenangkan
kami dan membawa kami untuk berteduh, ku lihat banyak kamera dan reporter serta
masih banyak lagi masyarakat yang datang ke sekolah kami, aku ikut rombngan
bersama guru mengatarkan mereka ke rumah masing-masing.
Setelah usai pemakaman
mereka.kami kembali ke sekolah dan masuk kelas, kemudian candra duduk
menghampiriku ia ceritakan semua kesedihan dan rasa tak percaya kehilangan
saudara yang sangat ia cintai aku tahu bagaimana perasaanya karena aku juga
merasakan hal yang sama,lalu ia
menatapkku dan menanyakan tentang jawaban yang tak pernah ku berikan itu, hal
yang sangat membuatkku terpukul saat candra mengatakan bahwa setiap kuncoro
akan sholat bersamanya, tak pernah ia lupa untuk memintanya berdoa kepada Allah
agar aku mau menerimanya dan bersedia menjadi kekasihku, tak cukup sampai
disitu kemudiaan dini dan rir mengatakan bahwa sesungguhnya ia tak benci dengan
kuncoro , melainkan mereka mencintainya
dan wujud itu yang mereka tunjukan dengan berkata benci dan menjelek-jelekan
kuncoro,aku hanya diam, wida dan umi menghampiriku mereka memlukku,aku masih
diam dan diam
Gladis, aku kemudian
menoleh .ayah dan ibu memanggilku untuk makan , di tepi pantai aku berlari
menuju keluargaku, kami berkumpul lalu makan ikan sambil melihat kearah laut, ku
lahap makanan sambil terus menatap laut.,ingatan kembali muncul tentang
terakhir aku melihatnya masuk liang kubur, ku telan makanan sambil terus
menatap laut. biarlah aku menjaga perasaan ini ,perasaan yang belum sempat ku
ucapkan, aku ikhlas engakau melepasmu pergi . aku yakin doa mu dulu pasti
terdengar oleh Allah,yah kita akan bersama, bersama slamanya,namun bukan disini
kuncoro tapi dialam dan tempat lain, tempat yang kekal dan tak akan memisahkan
kita selamanya.
Karya:Yuni
permata sari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar